apa yang ada saat ini kita syukuri karena baru itu yang mampu diberikan
Palu (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengajak semua pihak agar bersinergi dalam memulihkan situasi melalui rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa, tsunami dan likuefaksi yang memorak porandakan tiga daerah terparah di Provinsi Sulawesi Tengah.

"Penyumbang, pemerintah daerah dan masyarakat korban bencana harus bersinergi memulihkan daerah ini. Saya kira ini satu kesatuan yang harus dibangun dan dirawat," kata Wiranto saat meninjau pembangunan hunian tetap di Palu, Senin.

Sebelum meninjau pembangunan hunian tetap di Kelurahan Tondo, Kecamatan Ulujadi, Menkopolhukam di dampingi Menteri Pertanahan dan ATR Sofyan Djalil, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, Ketua Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi untuk pemulihan Sulteng Arie Setiadi, Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng Hidayat Lamakarate meletakkan batu pertama pembangunan hunian tetap untuk warga terdampak di Kabupaten Sigi bertempat di Desa Pombewe.

Dia berterima kasih kepada Yayasan Budha Tzu Chi yang telah berkontribusi membantu pembangunan hunian tetap direncanakan 1.000 unit tahap pertama untuk korban gempa,tsunami dan Likuefaksi Palu diatas lahan yang telah disediakan pemerintah setempat dan selanjutnya 500 unit tahap dua.

Dia menilai, bantuan kemanusiaan diberikan yayasan Budha Suci untuk korban bencana Palu cukup besar, secara finansial biaya pembangunan hunian tetap membutuhkan anggaran tidak sedikit.

"Saya kira kalau kita bersinergi bersama proses pembangunan akan cepat. Kita jangan menuntut yang terlalu muluk-muluk, apa yang ada saat ini kita syukuri karena baru itu yang mampu diberikan," ujar Wiranto.

Dia berpesan kepada masyarakat sudah saatnya bangkit dari ketidakberdayaan setelah sembilan bulan lalu gempa, tsunami dan likuefaksi yang menghantam Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala dan sebagian wilayah Kabupaten Parigi Moutong.

"Kita harus bekerja kembali menghidupi keluarga, jangan sampai kita bergantung dengan bantuan pemerintah maupun pihak lain, sudah saatnya kita hidup mandiri," tuturnya.

Pada kunjungannya di hunian sementara Desa Mpanau, Kecamatan Biromaru, Sigi, Menkopolhukam disambut hangat penyintas dan mereka berharap pemerintah agar menyelesaikan persoalan-persoalan kesejahteraan masyarakat.

Arif, warga Mpanau, mengatakan, masih banyak penghuni hunian sementara belum terdaftar sebagai penerima dana jaminan hidup dari pemerintah, meskipun sebelumnya telah dilaksanakan penyerahan simbolis oleh Kementerian Sosial.

"Saat itu kami sudah di data sebanyak tiga kali, setelah hasilnya keluar ternyata nama-nama mereka tidak masuk dalam daftar penerima jaminan hidup. Saya kira ini perlu menjadi perhatian pemerintah," kata Arif.

Baca juga: 1.659 rumah di Palu terkena garis patahan
Baca juga: UCLG-ASPAC akan bantu air bersih untuk korban gempa Palu
Baca juga: Jumlah huntap di Palu sesuai jumlah korban yang isi formulir relokasi

Pewarta: Muhammad Hajiji/Moh Ridwan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019