pencarian helikopter ini sangat tergantung dengan cuaca
Sentani, Jayapura (ANTARA) - Danlanud Silas Papare Jayapura, Marsma Tri Bowo Budi Santoso menyebutkan medan pencarian helikopter MI 17 sangat ekstrem, bertebing dan curam, bahkan faktor cuaca juga selalu menghambat operasi pencarian helikopter yang hilang kontak pada Jumat (28/6).

"Sampai sejauh ini belum ada laporan yang signifikan, kita tahu bersama bahwa medan di sana sangat ekstrim. Cuaca khususnya malam hari sangat dingin dan masih turun hujan," kata Marsma Tri Bowo Budi Santoso di Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin.

Dia menjelaskan, kendala utama pencarian helikopter MI 17 adalah cuaca karena perubahan cuaca di Oksibil setiap 15 menit harus dipantau, sementara di daerah lain cukup dua jam sekali.

"Jadi pencarian helikopter ini sangat tergantung dengan cuaca. Penerbangan pertama untuk pesawat CN235 ke Oksibil lalu kembali ke Jayapura kemudian mensortir barang dan mau kembali tidak bisa tidak bisa karena cuaca di Oksibil makin memburuk," katanya.

Menurut dia, tim SAR gabungan TNI beserta masyarakat juga melakukan pencarian sesuai dengan perencanaan mereka.

Tim pencarian pada hari keempat ini dikomandani oleh Danrem 172/PWY Kol Inf Binsar Sianipar, kemudian Komandan Skadron Udara 31/Serbu Letkol CPN I Made Ardana juga ikut turun ke lapangan untuk mensuport visi-misi dari helikopter jenis bell yang sedang beroperasi.

Dia berharap ada dukungan doa dari masyarakat dan semua pihak agar helikopter MI 17 segera ditemukan dan selamat.  

Helikopter MI 17 milik TNI AD dikabarkan hilang kontak sejak Jumat (28/6) sekitar pukul 11.49 WIT.

Helikopter MI 17 dengan nomor registrasi HA-5138 itu membawa 12 penumpang beserta crew yang sebelumnya terbang ke Okbibab untuk melakukan pengiriman logistik kepada prajurit yang bertugas di wilayah tersebut.

Baca juga: Danrem 172 PWY: Kemungkinan helikopter MI 17 tidak tabrak gunung
Baca juga: Citra satelit deteksi enam titik panas di lintasan helikopter MI 17
Baca juga: Tim darat masih melakukan penyisiran cari helikopter MI 17


 

Pewarta: Musa Abubar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019