Oleh karenanya saat ini dibuat pedoman internasional untuk membatasi dan mengurangi sampah antariksa
Jakarta (ANTARA) - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan sampah antariksa berpotensi menabrak satelit aktif yang juga menjadi kekhawatiran internasional.

Thomas kepada Antara di Jakarta, Senin menuturkan, total objek antariksa yang mengorbit bumi yang ukurannya lebih dari 10 centimeter saat ini berjumlah 19.700. Sebagian besar berupa sampah antariksa yang antara lain berupa satelit mati dan peralatan yang hilang.

"Oleh karenanya saat ini dibuat pedoman internasional untuk membatasi dan mengurangi sampah antariksa," kata Thomas.

Baca juga: Jika temukan sampah antariksa, ini yang harus Anda lakukan

Menurut Thomas, pengurangan yang efektif adalah dengan memanfaatkan efek hambatan atmosfer yang terkait dengan ketinggian orbit. Satelit-satelit orbit rendah diharapkan jatuh secara alami.

Untuk itu, disarankan penggunaan orbit rendah agar sampahnya pada jangka waktu tertentu akan jatuh. Tetapi dengan makin banyaknya objek di orbit rendah juga berisiko bertambahnya potensi tabrakan.

Baca juga: Sampah antariksa ada 100.523.000 unit

Baca juga: Lapan: sampah antariksa Indonesia capai 20.000 keping


Thomas mengatakan saat ini sedang diupayakan teknologi penjaringan sampah antariksa tersebut. Namun, karena biayang mahal, maka tidak semua sampah akan diambil.

"Di Jepang ada perusahaan yang akan memberikan jasa pembersihan sampah antariksa. Namun belum beroperasi," ujarnya.

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019