Negara-negara anggota mencatat bahwa pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun ini telah turun menjadi 1,14 juta barel per hari
New York (ANTARA) - Harga minyak anjlok lebih dari empat persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), sekalipun setelah OPEC dan sekutunya termasuk Rusia sepakat untuk memperpanjang pengurangan pasokan hingga Maret mendatang, karena data manufaktur yang lemah membuat para investor khawatir bahwa pelambatan ekonomi global dapat mengurangi permintaan minyak.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September jatuh 2,66 dolar AS atau 4,1 persen, menjadi ditutup pada 62,40 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Sementara itu, minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus tergelincir 2,84 dolar AS atau 4,8 persen, menjadi menetap pada 56,25 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, setelah menyentuh tertinggi dalam lebih dari lima minggu pada Senin (1/7/2019).

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain seperti Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat pada Selasa (2/7/2019) untuk memperpanjang pengurangan pasokan minyak hingga Maret 2020 ketika para anggotanya mengatasi perbedaan untuk mencoba menopang harga.

Perpanjangan itu terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Sabtu (29/6/2019) bahwa ia telah setuju dengan Arab Saudi untuk memperpanjang pakta dan terus memotong produksi gabungan sebesar 1,2 juta barel per hari, atau 1,2 persen dari permintaan dunia.

Tanda-tanda perlambatan ekonomi global yang dapat menekan pertumbuhan permintaan minyak, berarti OPEC dan sekutunya dapat menghadapi perjuangan berat untuk menopang harga dengan mengekang pasokan.

"Itu angka minimum yang bisa disepakati OPEC untuk mencegah penurunan harga yang besar. Negara-negara anggota mencatat bahwa pertumbuhan permintaan minyak global untuk tahun ini telah turun menjadi 1,14 juta barel per hari, sementara pasokan non-OPEC diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,14 juta barel per hari," tulis analis PVM, Tamas Varga dalam sebuah catatan.

"Tampaknya sisi penawaran dari penyamaan minyak mendukung harga minyak, tetapi kekhawatiran permintaan memaksa minyak lebih rendah."

Amerika Serikat dan China sepakat pada KTT G20 untuk memulai kembali perundingan perdagangan, tetapi aktivitas pabrik menyusut di sebagian besar Eropa dan Asia pada Juni, sementara aktivitas manufaktur AS melambat mendekati level terendah tiga tahun.

Lebih lanjut, Presiden AS Donald Trump pada Senin (1/7/2019) mengatakan kesepakatan apa pun perlu agak dimiringkan ke Amerika Serikat, yang memicu keraguan atas prospek untuk kesepakatan perdagangan antara dua ekonomi teratas.

"Meningkatnya indikasi perlambatan ekonomi global tetap sebagai pertimbangan penetapan harga negatif yang lebih besar untuk kompleks energi, dan kebutuhan OPEC untuk memperpanjang pengurangan produksi lebih jauh akan terlihat membuktikan perlambatan jalur pertumbuhan ekonomi," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS turun lima juta barel dalam pekan yang berakhir 28 Juni menjadi 469,5 juta barel, kelompok industri American Petroleum Institute (API) mengatakan pada Selasa (2/7/2019). Analis memperkirakan penurunan tiga juta barel. Demikian laporan yang dikutip dari Reuters.

Baca juga: Harga emas melonjak, kembali di atas 1.400 dolar

Baca juga: Harga minyak turun di Asia, tertekan kehawatiran permintaan
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019