Cirebon (ANTARA) - Petani garam yang berada di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengaku sangat merugi pada musim panen kali ini, karena hasil produksi mereka hanya dihargai Rp300 per kilogram.

Seperti dikatakan petani garam yang berada di Desa Rawaurip, Kabupaten Cirebon Toto di Cirebon, Rabu, bahwa harga garam milik petani terus anjlok, bahkan saat ini yang baru masuk musim panen harganya Rp300 per kilogram.

"Tentu kami sangat mengkhawatirkan dengan terus anjloknya harga garam," kata Toto.

Kekhawatiran Toto dikarenakan harga garam diprediksi akan terus anjlok, sebab saat ini sejumlah petani garam, sedang bersiap menghadapi panen raya.

Dan jika stok garam melimpah, sangat dimungkinkan bisa mencapai titik terendah, bahkan tidak laku, karena sekarang saja sudah murah.

"Kalau sekarang Rp300 per kilogramnya, mungkin saat panen raya, bisa hanya dihargai Rp50 per kilogram," tuturnya.

Dia berharap, pemerintah segera mencarikan solusi untuk para petani garam, sehingga nantinya, kesejahteraan para petani garam bisa terjaga.

Sementara petani lain Rasmu mengatakan untuk harga Rp300 perkilogram sangat tidak sesuai. Karena tidak bisa mengganti tenaga yang sudah dikeluarkan oleh para petani.

Menurutnya harga ideal garam adalah Rp1000 per kilogram. Meskipun demikian pihaknya masih terus menggarap tambak garamnya sebab hanya itu mata pencahariannya.

"Daripada nganggur mending menggarap lahan, ya walaupun sebenarnya, harga garam saat ini tidak layak," katanya.

Baca juga: Harga tak kunjung membaik petani garam merugi

Baca juga: Pemerintah perlu fasilitasi investor guna stabilkan harga garam

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019