Beograd (ANTARA) - Serbia menggunakan jalur "alternatif" di gunung untuk mengirim barang ke Kosovo Utara, yang didominasi etnik Serbia, guna menghindari harus bayar pajak impor 100 persen, kata presiden Serbia pada Rabu.

Pernyataan itu diduga akan menambah tegang hubungan antara Beograd dan Pristina. Kosovo, bekas provinsi Serbia yang memproklamasikan kemerdekaan tapi Beograd tak mau mengakuinya, memberlakukan pajak tahun lalu sebagai pembalasan setelah Serbia menghalanginya bergabung dengan polisi internasional, Interpol, sebagai negara terpisah.

Pajak tersebut telah mengakibatkan kesulitan buat empat kota praja etnik Serbia di Kosovo Utara, yang berjanji setia kepada Beograd dan secara terbuka menentang pemerintah Pristina. Toko dan kegiatan usaha lain di daerah itu tutup mulai Senin sampai Rabu dalam protes terhadap pajak tersebut.

Pajak itu juga telah mengakibatkan kebuntuan dalam pembicaraan mengenai normalisasi hubungan antara Serbia dan Kosovo, yang kebanyakan warganya etnik Albania --prasyarat penting buat kedua negara untuk mencapai sasaran mereka pada suatu hari bergabung dengan Uni Eropa.

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan kepada wartawan pada Rabu bahwa Serbia akan terus mengirim truk pasokan melalui jalan "alternatif" di gunung yang seringkali digunakan oleh para penyelundup untuk mengirim barang kepada keluarga etniknya sampai pajak itu dicabut.

"Kami akan melakukan apa saja yang dapat kami kerjakan untuk mengirim barang, air dan obat buat rakyat kami ... sekalipun saya menjadi tokoh dengan reputasi buruk di Eropa, Robin Hood ... bahwa si gila Vucic mengirim barang dan air lewat hutan," katanya.

Ekspor Serbia ke Kosovo berjumlah sebanyak 500 juta euro per tahun. Kosovo juga mengimpor dari tetangganya --Montenegro, Macedonia dan Albania.

Baca juga: Pertemuan puncak Balkan desak dialog Serbia-Kosovo

Pemerintah Kosovo telah mengatakan barang yang datang dari Serbia telah digantikan oleh impor dari tempat lain dalam beberapa bulan belakangan ini.

Pada Mei, polisi Kosovo menangkap 19 orang termasuk polisi dan petugas bea-cukai sehubungan dengan dugaan melakukan kesepakatan penyelundupan.

Kosovo mengumumkan kemerdekaan dari Serbia pada 2008, hampir satu dasawarsa setelah serangan udara NATO mengakhiri operasi kontra-perlawanan brutal Serbia pada 1998 dan 1999.

Serbia masih menganggap Kosovo bagian dari wilayahnya sendiri. Dengan dukungan sekutu tangguhnya, Rusia dan beberapa negara Eropa, Serbia telah menghalangi Kosovo bergabung dengan lembaga internasional.

Baca juga: Ribuan orang di Beograd menentang Presiden Serbia
Baca juga: Kosovo usir warga Rusia yang bekerja untuk PBB


Sumber: Reuters

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019