Jakarta (ANTARA) - Pengamat pendidikan dari Universitas Paramadina Andreas Tambah mengatakan penyusunan dan pengembangan kurikulum harus dapat melihat dan menjawab kebutuhan dunia usaha 5-10 tahun mendatang untuk penguatan keterampilan dan kemampuan anak didik.

"Untuk menyusun kurikulum yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha, maka hal pertama yang kita lakukan adalah mengetahui kebutuhan dunia usaha 5-10 tahun ke depan," kata Andreas kepada Antara, Jakarta, Kamis.

Andreas menuturkan sumber yang mengetahui tentang kebutuhan dunia usaha adalah para pakar ekonomi dan pelaku usaha baik nasional maupun dunia.

Untuk itu, Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI perlu berdiskusi dengan pakar bisnis untuk mendapatkan informasi sebagai masukan dalam pengembangan kurikulum ke depan.

"Bila perlu undang para pebisnis yang berskala internasional untuk memberi masukan tentang kebutuhan sumber daya manusia di masa datang," tutur Andreas

Di samping itu, Andreas menuturkan perlu juga mempersiapkan generasi yang memiliki etos kerja dan karakter dan sikap yang baik serta toleran dalam menghadapi perkembangan zaman yang dinamis.

Peningkatan pendidikan dan pelatihan vokasi yang terintegrasi dengan kebutuhan usaha dan industri juga menjadi bagian penting dalam upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Baca juga: Kurikulum SMK mulai diselaraskan dengan dunia industri

Baca juga: Mendikbud minta digitalisasi program studi SMK

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019