Jakarta (ANTARA) - DPP PDI Perjuangan menyelenggarakan focus group discussion (FGD) tentang ekonomi kerakyatan berdasarkan ekonomi gotong royong untuk merumuskan usulan kebijakan ekonomi nasional yang akan diusulkan dalam Kongres V PDI Perjuangan, Agustus mendatang.

Ketua DPP PDI Perjuangan Mindo Sianipar yang menjadi penyelenggara FGD mengatakan bahwa PDI Perjuangan komit untuk memperkuat ekonomi kerakyatan dengan memperbanyak kerja sama dengan semangat gotong royong. Misalnya, meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan, mengembangkan program kemitraan pemerintah dan rakyat, serta meningkatkan lembaga ekonomi berbasis masyarakat, seperti koperasi.

Narasumber yang hadir pada FGD tersebut, antara lain, Ketua Majelis Pakar Dewan Koperasi Indonesia Teguh Boediyana, Peneliti Utama Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian Pantjar Simatupang, dan Ketua Asosiasi Peternak Layer Nasional Musbar Mesdi.

Menurut Mindo, dalam FGD ini akan membicarakan usulan terkait kebijakan pangan nasional yang merupakan bagian dari ekonomi kerakyatan berbasis ekonomi goton royong dengan rohnya adalah koperasi.

"Kesimpulan dari FDG ini akan menjadi rekomendasi untuk diusulkan dalam Kongres V PDIP," kata anggota Komisi IV DPR RI ini.

Guna meneruskan jalan perubahan untuk mewujudkan Indonesia maju, berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong, menurut dia, ditempuh dengan sembilan misi, yakni peningkatan kualitas manusia Indonesia, struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing, pembangunan yang merata, mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Jalan perubahan, lanjut Mindo, juga dilakukan dengan kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa, penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya, perlindungan bagi segenap bangsa, dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga, pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya, serta sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.

"Sembilan misi ini merupakan percepatan, pengembangan, dan pengembangan Nawacita I dengan konsisten menerapkan trisakti sebagai pijakan strategis operasional dengan senantiasa mengutamakan pembangunan manusia," tutur Mindo.

Baca juga: Wujudkan Nawacita, jalan perbatasan di Kaltara-Kaltim tersambung 2019

Mindo juga mengatakan bahwa struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing percepatan pembangunan infrastruktur dan reformasi yang lebih kuat dan berdaya saing tinggi.

"Dengan fondasi tersebut, pada periode kedua pemerintahan, kami akan teruskan dengan upaya membuat perekonomian menjadi lebih kukuh, produktif, mandiri, dan berdaya saing sehingga mampu membuka lebih banyak lagi lapangan kerja, menekan tingkat pengangguran terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan, dan mengurangi kesenjangan," paparnya.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPR RI Rahmad Handoyo menegaskan bahwahasil diskusi tentang ekonomi berbasis gotong royong akan dibawa ke Kongres V PDI Perjuangan.

Baca juga: Percepatan Kongres PDI Perjuangan buka peluang regenerasi kepemimpinan

"Ketika rumusan itu diputuskan dalam kongres, kewajiban kami anggota partai menjalankan. Diskusi ini sangat menarik karena menyangkut ekonomi nasional," kata Rahmad yang bertindak sebagai moderator FGD.

Rahmad menyadari konsep ekonomi gotong royong sudah diamanatkan dalam konstitusi sebagai pilar untuk menyejahterakan masyarakat .

"Misalnya, koperasi, karena itu koperasi harus didirikan dari bawah dengan kesadaran masyarakatnya itu sendiri," jelasnya.

Rahmad menambahkan bahwa diskusi ini ingin mendengar pandangan sejumlah pihak terkait apakah koperasi, UMKM, pertanian, peternakan, dan nelayan sudah menjadi lokomotif ekonomi nasional. ***2***

Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019