Badan Antariksa dan Aeronautika AS (NASA) menggelar serangkaian acara untuk menyambut setengah abad penjelajahan antariksa AS. Salah satunya adalah memancarkan lagu milik kelompok The Beatles, "Across the Universe", ke Bintang Utara atau Polaris. Penjelajahan antariksa AS dimulai dengan peluncuran Explorer I, satelit bumi pertama AS, pada 1 Pebruari 1958 dari Tanjung Canaveral, sebagai bagian program AS untuk menyambut Tahun Geofisika Internasional dan tanggapan atas peluncuran satelit milik Uni Sovyet, Sputnik 1. Pemutaran lagu milik The Beatles itu juga sekaligus untuk merayakan ulang tahun ke-50 kelompok asal Inggris tersebut dan kelahiran NASA pada 1 Oktober 1958. Siaran ini dimulai pada pukul 00:00 GMT Senin (4/2) dan dipancarkan ke bintang paling terang dalam konstelasi Little Dipper itu, dengan kecepatan cahaya atau 307.000 kilometer per detik. Bintang Utara jaraknya 431 tahun cahaya dari Bumi. Ini berarti "Across the Universe" akan mencapai bintang itu dalam tempo ratusan tahun pula. Transmisi melalui Jaringan Antariksa Dalam NASA itu diselenggarakan untuk menyambut 40 tahun The Beatles merekam lagu itu dan hari ulang tahun ke-50 pendirian NASA dan setengah abad awal pembentukan The Beatles, kata NASA. Lagu Beatles memang sengaja dipilih. Maklum saja para pendiri dan banyak insinyur NASA juga penggemar berat "Fab Four", julukan bagi kelompok asal Liverpool itu. Kegiatan ini juga digelar untuk menyambut 50 tahun peluncuran Explorer 1, satelit pertama AS, pada pekan ini, dan pendirian pada 45 tahun silam Jaringan Antariksa Dalam, sebuah jaringan antena internasional yang mendukung berbagai misi untuk menjelajahi jagad raya, kata NASA. Mantan Beatles, Sir Paul McCartney, menyambut baik peluncuran ke antariksa lagu yang ditulis John Lennon, pentolan the Beatles yang ditembak mati di New York City pada 1980 itu. McCartney, yang memancarkan konser antar-galaksi pertamanya ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) pada 2005, memberikan ucapan selamat dan meminta NASA agar menyampaikan pesannya kepada mahluk lain di luar sana. "Sampaikan salam saya kepada alien. Hormat saya, Paul," katanya dalam pesan yang disampaikannya melalui laman web milik NASA. Janda John Lennon, Yoko Ono, juga menyatakan dalam pernyataannya, transmisi ini akan menandai "awal dari abad baru di mana kita akan berkomunikasi dengan jutaan planet di jagad raya." Bukan yang pertama Memanfaatkan lagu The Beatles untuk berbagai keperluan memang telah beberapa kali dilakukan NASA. Pada Nopember 2005, McCartney melantunkan "Good Day Sunshine" dalam konser langsung yang dipancarkan ke ISS. NASA juga telah menggunakan beberapa lagu The Beatles untuk membangunkan para awak pesawat ulang-alik antariksa dari tidur mereka saat berada di orbit. Untuk acara pada 4 Pebruari itu, NASA mengajak semua penduduk di seluruh dunia agar memutar "Across the Universe" pada sistem audio mereka, bersamaan dengan saat NASA memancarkan versinya sendiri ke angkasa luar. Beberapa ilmuwan dan insinyur penting NASA yang terlibat dalam kegiatan ini adalah penggemar fanatik Beatles. "Sungguh menggembirakan, mengingat `Across the Universe` adalah lagu favorit pribadi saya," kata Barry Geldzahler, pelaksana program jaringan itu di Markas Besar NASA, Washington. Gending dan Penari Bali Menyapa alien atau mahluk asing antariksa dengan musik juga bukan yang pertama kalinya dilakukan NASA. Pada misi Voyager I dan II rekaman musik dari berbagai bangsa juga diangkut ke angkasa luar. Diluncurkan pada 1977, kedua pesawat penyelidik antariksa itu membawa piringan tembaga berlapiskan emas murni berisi rekaman suara dan foto-foto dari Bumi. Salah satu rekaman musik tersebut adalah musik asal Indonesia, yakni gending "Ketawang Puspawarna" karya Mangkunegara IV. Dari 27 musik yang seluruhnya berdurasi 90 menit itu, "Puspawarna menduduki urutan kedua, setelah komposisi ciptaan Johann Sebastian Bach, Bradenburg Concerto No.2 in F. Penyertaan gending berdurasi 4:43 menit dalam rekaman piringan itu atas usulan etnomusikolog Robert Brown. Profesor bidang musik ini terlibat dalam pemilihan isi piringan setelah diminta bantuan oleh Carl Sagan, astronom legendaris dari Cornell University. Menurut Brown, NASA sengaja memilih musik dan bukannya teks filsafat karena musik adalah pencapaian tertinggi umat manusia. Filsafat hanyalah kata-kata. Selain gending, foto penari Bali karya Donna Grosvenor juga ikut diangkut wahana antariksa Voyager. Misi utama Voyager I dan II sebetulnya adalah melakukan pengamatan atas berbagai planet luar tata surya, yakni Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Ketika tugas itu rampung, Voyager diprogram ulang untuk mengadakan penyelidikan sampai meninggalkan tata surya. Jika Voyager tak juga bersua dengan alien yang cerdas untuk dapat memainkan dan mendengarkan isi piringan itu, wahana antariksa itu tetap akan meneruskan pengembaraannya melewati galaksi Bima Sakti (Milky Way), menuju ruang antar-bintang. Dengan segala kegelapan tak terbatas alam semesta di depannya, Voyager kini paling tidak memgemban tugas sebagai utusan umat manusia yang terus bertanya tentang hakekat dirinya dan posisinya di tengah alam semesta yang maha luas ini. (*)

Oleh Oleh Muhadjir Rais
Copyright © ANTARA 2008