Hong Kong (ANTARA) - Ketiga pegiat prodemokrasi turun ke jalan di Hong Kong untuk pawai tahunan 1 Juli, mereka meluncurkan kegiatan rutin baru: ketidaksepakatan antara penyelenggara dan polisi mengenai jumlah orang yang mengikuti kegiatan itu.

Penyelenggara pawai memperingatkan 550.000 orang berdemonstrasi di bekas koloni Inggris tersebut, yang diserahkan kepada China pada 1 Juli 1997. Pemrotes marah terhadap rancangan undang-undang ekstradisi, yang sekarang dibekukan. RUU itu memungkinkan penjahat dibawa ke China Daratan untuk diadili.

Polisi Hong Kong menyebutkan jumlah pemrotes 190.000 orang. Public Opinion Research Institute Hong Kong (HKPORI) mengatakan 260.000 orang ikut berpawai.

Tahun ini, Reuters melakukan penghitungan ilmiah sendiri mengenai berapa banyak orang yang berpawai beberapa kilometer dari Victoria Park di Permukiman Causeway Bay, Hong Kong, ke satu daerah di dekat markas pemerintah.

Dengan menempatkan satu tim di dekat ujung rute, tempat ada beberapa jalan memutar buat peserta pawai, Reuters menggunakan video untuk memastikan jumlah orang yang melewati daerah tersebut dalam 30 detik. Penghitungan itu dilakukan setidaknya setiap 15 menit.

Jumlah itu kemudian dapat digunakan untuk membuat gambaran mengenai berapa banyak orang yang melewati lokasi penghitungan di Hennessey Road di Distrik Hong Kong Tengah.

Sepanjang waktu pawai lima-jam, jumlah orang yang dihitung mencapai 227.000.

Namun, tak mungkin untuk menghitung beberapa keadaan, seperti orang yang meninggalkan pawai sebelum mereka mencapai Tamar Park atau orang yang melewati pawai dan langsung pergi ke sana.

Itu berarti penghitungan Reuters bukan perkiraan seluruh jumlah orang yang ikut dalam protes tersebut.

Polisi Hong Kong mengatakan jumlah mereka "hanya penghitungan kasar semata-mata buat tujuan penggelaran sumber daya manusia yang efektif". Penyelenggara protes tidak menanggapi permintaan komentar.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pemimpin Hong Kong berusaha temui mahasiswa setelah unjuk rasa massal

Baca juga: Situasi di Hong Kong kembali tenang setelah unjuk rasa ricuh

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019