Jakarta (ANTARA) - Nasihat Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais terkait dengan arah koalisi partai tersebut harus benar-benar diperhatikan dan dipertimbangkan seluruh kader, kata Wakil Sekjen DPP PAN Saleh Partaonan Daulay menilai .

Saleh Daulay di kompleks MPR/DPD/DPR RI, Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa Amien Rais sebagai pendiri PAN dan tokoh senior di partai, suaranya akan menjadi referensi bagi kader untuk menentukan langkah partai ke depan.

Baca juga: PAN bersyukur kalau diajak gabung koalisi Jokowi

Hal itu dikatakannya menanggapi pernyataan Amien terkait dengan arah koalisi PAN ke depan yang meminta pimpinan partai itu "rabun ayam".

Amien menilai jangan hanya karena satu kursi menteri di kabinet Jokowi-Ma'ruf, kemudian PAN bergabung dengan pemerintah, bagaimana pendapat opini yang hampir sekian, hampir 10 juta pemilih partai tersebut.

Saran Amien itu, kata Saleh Daulay, akan dibahas dalam rapat formal PAN, yaitu di rapat kerja nasional (rakernas). Kalau ada yang berbeda pendapat dengan Amien, itu bagian dari demokrasi.

"Pak Amien sangat demokratis, bisa mendengar dan melihat ini yang disampaikan nasihat tentu sebagai orang tua yang sangat kami tuakan perlu dengar secara serius," ujarnya.

Pada saat ini, DPP PAN sedang mengevaluasi hasil Pemilu 2019, bahakan sudah memanggil DPW PAN seluruh Indonesia untuk mendengarkan masukan dan pendapat mengenai pemilu anggota legislatif dan pemilu presiden.

Baca juga: Pengamat: Jokowi tidak perlu tambah koalisi

Menurut dia, dari hasil evaluasi itu akan ada pandangan-pandangan yang bisa diambil dari sikap dan langkah. Akan tetapi, belum selesai semua dipanggil karena baru beberapa DPW PAN.

"Mohon maaf jangan ada penilaian yang mengatakan sudah harus gabung atau tidak gabung karena dinamikanya tidak seperti itu. Memang banyak yang menginginkan kami tetap oposisi ada juga yang menginginkan kalau kami bisa bergabung bersama pemerintah, tidak semudah itu," katanya.

Untuk menentukan sikap partai, menurut  Saleh, tidak mudah karena ada mekanisme dan langkah yang harus diikuti untuk bergabung dalam pemerintahan atau tidak.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019