Guru tidak bisa digantikan oleh mesin secanggih apapun
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa peran guru saat ini lebih dari hanya mengajar tapi juga harus mampu mengelola dan mengarahkan belajar siswa.

"Kalau tidak ada yang mengarahkan akan bahaya. Di dunia maya, apa saja di dalamnya ada," kata Presiden Jokowi saat membuka Kongres XXII PGRI di kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara, Jumat malam.

Di hadapan sekitar 3.500 guru peserta kongres dari seluruh penjuru Tanah Air, Jokowi meminta guru berhati-hati.

Baca juga: Presiden Jokowi buka Kongres XXII PGRI

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, guru juga dituntut lebih fleksibel dan kreatif.

Kepala Negara mengatakan transformasi pendidikan dan transformasi proses belajar mengajar harus dilakukan.

"Proses belajar mengajar harus menggembirakan, baik guru dan murid dan dilakukan dengan efisien dan mudah," katanya.

Ia menyebutkan ruang kelas bukanlah satu-satunya tempat belajar.

Baca juga: Presiden minta masukan PGRI soal guru honorer, pembangunan SDM

"Dunia virtual adalah kampus kita, belajar dari sana. Google adalah perpustakaan kita. Wikipedia adalah ensklopedi kita. Buku elektronik adalah buku pelajaran kita dan masih banyak media digital lainnya," katanya.

Ia menyebutkan banyak yang terkaget kaget anak-anak muda bisa belajar mandiri melalui bantuan kemajuan teknologi.

Meskipun kemajuan teknologi sangat pesat, namun menurut Jokowi, guru tetaplah guru.

"Guru tidak bisa digantikan oleh mesin secanggih apapun. Banyak yang sampaikan karena ada online guru bisa tergantikan, tidak bisa. Saya percaya guru adalah profesi mulia yang mempunyai tantangan mengembangkan nilai kebaikan, empati, menjaga persatuan dan kesatuan," kata Jokowi.

Baca juga: Presiden Jokowi berswafoto dengan para guru

 

Pewarta: Agus Salim
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019