Surabaya (ANTARA News) - Kapal perang TNI AL, KRI Teluk Sampit, yang membawa bahan kebutuhan pokok menuju Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dihantam ombak besar sehingga membentur dermaga di daerah terpencil itu. Akibat benturan itu sebagian bangunan dermaga di Pulau Karimunjawa runtuh sepanjang sekira lima meter, demikian kata Kadispen Koarmatim Letkol Laut Drs Tony Syaiful di Surabaya, Jumat. "KRI Teluk Sampit hanya menyenggol ujung dermaga kok. Sebetulnya kapal dari satuan amfibi itu sudah menempel di dermaga, tapi karena ombak besar akhirnya bersenggolan," katanya. KRI Teluk Sampit sengaja dioperasikan untuk memasok bahan kebutuhan pokok ke Pulau Karimunjawa menyusul tidak beroperasinya kapal-kapal kecil karena hambatan cuaca buruk yang disertai ombak besar berbahaya. "Dermaga itu sangat kecil dengan panjang sekitar 75 meter, sedangkan KRI Teluk Sampit panjangnya 115 meter. Karena waktu itu KRI Teluk Sampit membawa logistik yang dibutuhkan segera oleh masyarakat, maka kapal merapat di dermaga untuk memudahkan penurunan logistik," katanya. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. KRI Teluk Sampit berangkat dari Jepara, Selasa (19/2) menuju Pulau Karimun Jawa yang tidak bisa dilayari kapal barang maupun angkutan orang karena ombak besar. "Akhirnya ada permintaan dari Pemprov Jawa Tengah untuk mengerahkan kapal perang guna angkutan bahan pokok. Perjalanan dari Jepara atau Semarang ke Karimun Jawa sekitar satu malam. Jadi kalau berangkat Selasa, maka Rabu sudah tiba di lokasi," katanya. Dikatakannya, ombak besar di Laut Jawa memang sangat berpengaruh pada aspek pelayaran ke Karimun Jawa yang kemudian lumpuh. Meskipun KRI Teluk Sampit ditugaskan mengangkut kebutuhan logistik, namun saat itu juga membawa warga Karimun Jawa yang tidak bisa pulang. "Kemungkinan bantuan kapal perang ke Karimun Jawa itu hanya untuk satu kali angkut karena yang dibawa cukup banyak. Namun demikian, kalau ada permintaan kembali ke TNI AL, tentunya kapal TNI AL siap untuk membantu," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008