Milan, Italia (ANTARA) - Migran di satu perahu pertolongan yang melanggar larangan untuk kedua kali dalam satu pekan merapat ke dermaga di Italia tiba secara tidak sah di Lampedusa, turun dari perahu pada Ahad.

Perahu itu telah disita, sementara pemerintah Italia menolak seruan Jerman agar membuka pelabuhannya buat kapal organisasi bantuan.

Kebijakan migrasi Italia menambah dalam pertikaian di Eropa, sementara organisasi non-pemerintah bentrok dengan pemerintah Italia mengenai peraturan yang secara efektif menutup pelabuhan negeri tersebut buat perahu mereka.

Pemerintah koalisi Italia, yang meliputi Liga sayap-kanan, menyalahkan mitra Eropanya karena meninggalkannya sendirian untuk menangani kedatangan migran baru, kata Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad. Peraturan baru disahkan pada Juni dan mengancam kapal organisasi non-pemerintah yang memasuki perairan Italia tanpa izin bahwa mereka akan didenda sampai 50.000 euro serta kapal mereka akan disita.

Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer pada Sabtu (6/7) meminta timpalannya dari Italia, pemimpin League Matteo Salvini untuk memikirkan kembali penutupan pelabuhan Italia.

Baca juga: Kapten kapal Jerman penyelamat migran akan menutut Mendagri Italia

Perahu layar Alex, yang membawa 41 migran, merapat ke dermaga yang sama dengan tempat satu pekan lalu kapal bantuan lain bertabrakkan dengan perahu polisi Italia, ketika kaptennya memutuskan untuk membawa migran ke pantai setelah dua pekan berada di perairan internasional.

Kapten kapal Jerman, Sea-Watch 3, Carole Rackete --yang berusia 31 tahun, ditangkap di Lampedusa pada Sabtu, sebelum seorang hakim Sisilia memerintahkan pembebasannya beberapa hari kemudian.

Menteri dalam negeri Jerman tersebut mengatakan ia bekerjasama dengan Komisi Eropa untuk menemukan penyelesaian buat orang-orang di kapal Alex dan Alan Kurdi --kapal kedua organisasi non-pemerintah yang berada di dekat perairan Italia dan juga tidak diberi izin masuk.

Di dalam satu cuitan pada Sabtu, organisasi non-pemerintah See-eye menyatakan kapal Alan Kurdi telah mengubah tujuannya ke Malta, dan mengatakan kapal itu tak bisa menunggu sampai keadaan darurat terjadi.

"Kami tak bisa membiarkan kapa dengan orang yang diselamatkan berlayar di Laut Tengah selama berpekan-pekan sebab mereka tak bisa menemukan pelabuhan," tulis Seehofer di dalam satu surat. "Kami memerlukan penyelesaian cepat Eropa dalam semangat solidaritas dan tanggung-jawab bersama."

Tapi Salvini menjawab dalam satu video di Facebook bahwa perubahan kebijakan sama sekali tak perlu dibahas.

Sumber: Reuters

Baca juga: 40 orang tewas dalam serangan di pusat tahanan migran di Tripoli

Baca juga: Italia dikecam gara-gara tuntut relawan penyelamat migran

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2019