Jakarta (ANTARA News) - Teater Gandrik Yogyakarta mementaskan "Sidang Susila" di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat pada Jumat (22/2), sebagai upaya mengkritisi RUU Pornografi yang kini pembahasannya terkatung-katung di DPR. Produksi ke-19 Teater Gandrik ini naskahnya ditulis Ayu Utami dan Agus Noor dengan pemain diantaranya Susilo Nugroho, Butet Kartaredjasa, Djaduk Ferianto, Jujuk Prabowo, Heru Kesawa Murti, Whani Darmawan. "Naskahnya saya tulis karena `gemes` sama perkembangan RUU Pornografi dan Pornoaksi. RUU ini sangat konyol sehingga kalau diterapkan secara harafiah dia bisa menyeret tukang jual mainan anak-anak ke meja hijau dengan tuduhan pornografi, sebab segala hal dalam RUU ini bisa dianggap membangkitkan syahwat," kata Agus Noor sepeerti dikutip dalam blognya, www.agusnoorfiles.wordpress.com dengan judul Perihal Naskah "Sidang Susila". "Sidang Susila" bercerita tentang "Rezim Susila" sedang berkuasa di sebuah negara yang berniat menegakkan moral dan susila warga. Negara lantas menyusun Undang-undang Susila dan Garis-garis Besar Haluan Moral Negara. Kedua instrumen itu melarang dan menghapuskan segala macam bentuk pornografi dan pornoaksi. Dampaknya aparat keamanan melakukan penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang yang dianggap asusila, tak terkecuali seorang pedagang mainan anak-anak, Susila. Ia disidangkan atas tuduhan mempertontonkan tubuh sensualnya dan dugaan menjual peralatan seks dengan kedok menjual mainan anak-anak. Dalam pementasan ini Susila diperankan oleh Susilo Nugroho, Butet Kartaredjasa sebagai Pembela, Whani Darmawan sebagai Jaksa, dan Djaduk Ferianto sebagai Kepala Keamanan. "Sidang Susila" merupakan kembalinya Teater Gandrik ke pentas teater setelah penampilan mereka pada 2003 dengan lakon "Departemen Borok". Agus Noor mengungkapkan awalnya naskah dari Ayu Utami akan dipentaskan sebagai monolog oleh Butet. Namun gagasan berkembang agar Teater Gandrik membawakannya dalam pementasan. "Saya kembangkan (naskah Ayu, red) agar memenuhi standar dramaturgi dan dramatik lakon teater, agar lakon ini lebih `ndrama`, begitu istilah temen-temen Gandrik. Semangat awal yang dituangkan Ayu tetap menjadi semangat lakon Sidang Susila ini," kata Agus, seperti dikutip dari blog pribadinya. Tater Gandrik berpentas pada 22- 23 Fabruari di Jakarta. Pementasan mereka berikutnya dengan lakon yang sama akan berlangsung di Concert Hall, Taman Budaya Yogyakarta pada 7-8 Maret mendatang. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008