Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Donny Gahral Adian menilai tugas Panitia Seleksi Calom Pimpinan (Pansel Capim) KPK lebih berat karena dibayangi polarisasi pemilihan presiden.

“Cukup berat karena polarisasi pilpres sedikit banyak cukup berpengaruh ketika orang ini mau daftar ini kubu 01 atau 02. Bisa engga pansel berlaku objektif terhadap calon pimpinan KPK ini,” kata Donny saat dihubungi di Jakarta, Minggu.

Baca juga: IPW: Pansel Capim KPK harus kerja keras
Baca juga: Bersihkan Indonesia dorong pansel KPK seleksi capim korupsi sektor SDA
Baca juga: Pendaftar Capim KPK capai 384 orang


Lebih lanjut Donny menyampaikan, tidak dipungkiri bahwa pilpres 2019 lalu membelah masyarakat baik secara politis maupun ideologis.

“Kita bukan mencari politisi tapi kita mencari pimpinan sebuah lembaga yang mempunyai fungsi penting untuk pemberantasan korupsi, tidak melihat latar belakang politiknya,” tambahnya.

Menurutnya, kesetiaan calon pimpinan KPK terhadap Pancasila, NKRI, dan UUD 1945 menjadi acuan penting bagi pansel dalam memberikan penilaian, bukan latar belakang politiknya.

“Hingga saat ini ada polarisasi yang keras kita tidak bisa berbuat banyak, pansel harus tetap netral dan imparsial dalam membuat penilaian,” kata Donny.

Pendaftaran capim KPK resmi ditutup pada Kamis lalu dengan berbagai latar belakang pendaftar. Pansel menargetkan nama-nama capim KPK yang lolos seleksi administrasi bisa diumumkan pada 11 Juli mendatang. Setelah itu capim yang lolos dari total 384 pendaftar akan mengikuti uji kompetensi.

Baca juga: HMI dukung terbentuknya Dewan Pengawas KPK
Baca juga: IPW minta petahana pimpinan KPK dicoret


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019