Kupang (ANTARA) - PT PLN (Persero) Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur akan membangun sebanyak 11 unit pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada 2019 untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat setempat dengan memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT).

“Pembangunan 11 unit PLTS ini untuk memperkuat sumber pembangkit listrik terutama untuk masyarakat di pulau-pulau kecil yang tidak terjangkau dengan sistem jaringan PLN yang eksisting,” kata Manager Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikian (UP2K) Kupang, Joko Martono, di Kupang, Senin.

Pembangunan PLTS ini, katanya, merupakan alokasi yang diperoleh PLN Wilayah NTT dari pemerintah pusat melalui program “PLTS Seribu Pulau” pada 2019 ini.

Joko menyebutkan,  sebanyak 11 unit PLTS tersebut menyebar pada lima kabupaten di antaranya, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten Sikka, Kabupaten Alor, dan Kabupaten Rote Ndao.

Dijelaskannya, total kapasitas dari PLTS yang akan dibangun tersebut mencapai sebesar 2.920 kWp dengan calon pelanggan sebanyak 3.308 pelanggan.

“Kapasitas PLTS yang terbesar ada di Kecamatan Komodo Kabupaten Manggarai Barat mencapai 1.220 kWp,” katanya.

Secara terpisah, General Manager PT PLN (Persero) Wilayah NTT, Ignatius Rendroyoko, mengemukakan pihaknya berkomitmen untuk terus mengembangkan energi terbarukan sebagai sumber listrik sesuai potensi yang dimiliki wilayah provinsi berbasiskan kepulauan itu.

“Salah satunya dari energi panas matahari yang potensinya sangat besar di NTT. Ini yang akan terus kita manfaatkan untuk kelistrikan terutama di pulau-pulau kecil,” katanya.

Menurutnya, pemanfaatan EBT juga untuk menjaga keberlanjutan lingkungan karena mampu mengurangi emisi, selain juga menghemat biaya penggunaan bahan bakar minyak.

“Karena itu energi baru terbarukan akan selalu menjadi bagian dari prioritas kami di PLN dengan beberapa variabel selain panas matahari yakni panas bumi, air, dan angin,” katanya.

Baca juga: PLN NTT bangun tiga unit PLTS di Alor

Baca juga: NTT miliki 10 PLTS yang terpusat di Sumba Barat

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019