Guna menciptakan produk industri yang kompetitif dan inovatif sehingga bisa diminati sampai pasar ekspor, diperlukan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang). Ini menjadi salah satu tugas layanan kami di balai-balai yang berada di lingkungan BP
Jakarta (ANTARA) - Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian fokus melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang industri makanan dan minuman nasional agar lebih berdaya saing global di era digital.

"Guna menciptakan produk industri yang kompetitif dan inovatif sehingga bisa diminati sampai pasar ekspor, diperlukan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang). Ini menjadi salah satu tugas layanan kami di balai-balai yang berada di lingkungan BPPI," kata Kepala BPPI Kemenperin Ngakan Timur Antara, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Berdasarkan Peta Jalan Making Indonesia 4.0, industri makanan dan minuman menjadi satu dari lima sektor yang diprioritaskan pengembangannya agar siap memasuki era industri 4.0.

Kemenperin mencatat industri makanan dan minuman merupakan salah satu andalan dalam kelompok sektor manufaktur nasional. Pada triwulan I tahun 2019, industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 6,77 persen atau mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,07 persen.

Baca juga: Litbang Kemenperin kenalkan aplikasi untuk identifikasi keaslian batik

Industri makanan dan minuman juga disebut berperan penting sebagai penyumbang devisa yang cukup signfikan, dengan kontribusi dari investasi industri makanan dan minuman sebesar Rp12,77 triliun di triwulan I-2019.

Selain itu, industri makanan dan minuman juga memberikan sumbangsih terhadap nilai ekspor hingga 8,25 miliar dolar AS atau berkontribusi 20,95 persen pada total ekspor industri pengolahan di periode Januari-April 2019.

Menurut Ngakan, dalam upaya mendongkrak daya saing industri makanan di dalam negeri, Kemenperin sedang merancang showcase dalam bentuk suatu lini percontohan dalam penerapan industri 4.0 untuk pembuatan tepung mocaf dan pengolahan produk kakao.

"Melalui showcase 4.0, diharapkan pemahaman pelaku industri terhadap Revolusi Industri 4.0 semakin cepat dan meluas," ujar dia.

Mocaf atau modified cassava flour adalah produk tepung dari ubi kayu yang diproses menggunakan prinsip memodifikasi pati dengan cara fermentasi. Proses ini akan memperbaiki sifat organoleptik tepung ubi kayu serta meningkatkan daya simpannya

Kepala Balai Besar Industri Agro (BBIA) Siti Rohmah Siregar dalam kesempatan terpisah menyatakan, BBIA sebagai salah satu unit litbang di bawah BPPI Kemenperin, telah menjadikan mocaf sebagai salah satu topik dalam kegiatan litbang.

Baca juga: Kemenperin sodorkan enam hasil litbang untuk industri nasional

Siti menjelaskan beberapa hasil litbang yang dihasilkan BBIA terkait dengan mocaf, antara lain pembuatan starter mokaf, tepung mokaf, dan aplikasinya untuk pangan.

"Kemudian, pengembangan mokaf sebagai makanan pangan darurat siap saji yang cukup kalori dengan masa simpan yang memadai dan mudah dalam pendistribusian. Selain itu, pengambangan mocaf sebagai pangan tradisional dan pangan siap saji atau instan," ujar Siti.

Mengenai pengembangan riset, berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dalam upaya merumuskan arah, prioritas utama dan kebijakan strategis pembangunan nasional mengenai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), pemerintah membentuk Dewan Riset Nasional (DRN).

Kegiatan utama DRN adalah menggali pemikiran dan pandangan untuk pembangunan iptek melalui sidang, rapat, workshop, diskusi, kunjungan lapangan dan kerja sama serta kegiatan lainnya.

Hasil penggalian dirumuskan dalam bentuk rekomendasi kepada pemerintah dalam bentuk Policy Brief, Laporan Tahunan, Kebijakan Strategis Iptek dan Inovasi, serta Agenda Riset Nasional.

Di dalam kenggotaan DRN terbaru untuk masa bakti 2019-2022, Kemenperin mengirimkan dua wakilnya, yaitu Kepala BPPI Ngakan Timur Antara di Komisi Teknis Pangan dan Pertanian, serta Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, Zakiyudin di Komisi Teknis Material Maju.

Baca juga: Anggaran penelitian dan pengembangan disasar dua persen APBN

Baca juga: Badan litbang Kemenperin kembangkan teknik pewarnaan kain

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019