Kita tentu berharap harga bahan pokok ini turun dan dapat dijangkau masyarakat
Pulau Punjung, Sumbar (ANTARA) - Harga cabai merah di pasar tradisional Sikabau, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, masih cukup tinggi yakni mencapai Rp80.000 per kilogram.

"Harga cabai hari ini sama dengan 10 kilogram getah karet, sebab harga getah di kisaran Rp7.000 sampai Rp8.000 per kilogram," kata tokoh masyarakat Nagari Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung Andi Pitopang di Pulau Punjung, Sumbar, Senin.

Ia berharap pemerintah daerah setempat segera mengambil langkah agar harga cabai kembali normal, karena membebani masyarakat.

"Kita tentu berharap harga bahan pokok ini turun dan dapat dijangkau masyarakat," katanya.

Ibu-ibu rumah tangga juga mengeluhkan harga cabai merah yang terus melonjak setelah Idul Fitri 1440 Hijriah.

Pembeli cabai di Pasar Sikabau, Nekni (48) mengaku terkejut ketika mengetahui harga cabai merah Rp20 ribu untuk seperempat kilogram. Kendati demikian ia terpaksa membeli untuk memenuhi kebutuhannya.

"Kalau mau beli satu ons tidak bisa karena tidak ada ukuran ons di timbangan penjualnya,” ujanya.

Sama halnya dengan Neneng (33), warga Nagari Siguntur, Kecamatan Sitiung terpaksa membeli cabai merah dengan harga tinggi untuk memenuhi kebutuhan.

Pedagang cabai di Pasar Tradisional Sikabau, Iman mengatakan selain cabai merah, kenaikan harga juga dialami jenis cabai rawit Rp75.000 dari sebelumnya hanya Rp50.000. Lobak naik dari Rp4.000 menjadi Rp8.000.

"Cabai merah memang terus melonjak berapa minggu terakhir, hari ini Rp80.000 per kilogram," ujarnya.

Komoditas yang stabil adalah tomat di kisaran harga Rp10 ribu per kilogram dan kentang Rp12 ribu per kilogram.

Ia menambahkan tingginya harga cabai merah disebabkan pasokan dari sejumlah daerah di luar Sumbar berkurang, sedangkan permintaan tetap tinggi.

Baca juga: BPS : Cabai merah kembali jadi penyumbang inflasi di Padang
Baca juga: Harga cabai tembus Rp80.000, pengusaha rumah makan menggerutu
Baca juga: Asosiasi prediksi harga cabai merah besar berpeluang terus naik

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019