Ternate (ANTARA) - Puluhan warga asal Kelurahan Sasa dan Gambesi Kota Ternate, Maluku Utara, yang mengungsi di kawasan Kampus Universitas Khairun (Unkhair) dan UMMU Universitas Muhammadiyah Malut, Ternate kembali ke rumahnya sejak Senin pagi pascagempa 7,1 skala Richter (SR) mengguncang daerah itu.

"Personel Basarnas telah menemui warga yang mengungsi di kawasan kampus dan meminta agar warga tidak panik karena peringatan dini tsunami yang dikeluarkan BMKG telah berakhir, tetapi terus mengikuti perkembangan mengenai gempa yang disampaikan oleh pihak yang berwenang," kata Kasubbag Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ternate, Iksan Muhammad Nur kepada Antara, Senin.

Dia menyatakan, personel Basarnas yang ditugaskan ke tempat pengungsian mengajak warga agar kembali ke rumahnya dan sejak pagi hingga siang tadi, mereka telah meninggalkan kampus Unkhair dan UMMU Ternate.

Baca juga: Gempa magnitudo 7,0 di Maluku Utara jenis dangkal

Kampus Unkhair dan UMMU Ternate sangat berdekatan dan berada di dataran tinggi Kelurahan Sasa dan Gambesi, sehingga saat informasi adanya peringatan dini tsunawi, warga memilih ke kedua kampus untuk menyelamatkan diri.

Menurut Iksan, kendati peringatan dini tsunami telah berakhir, tetapi personelnya tetap disiagakan ke berbagai titik untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan gempa susulan, pasca-gempa di Ternate.

"Basarnas telah menyiagakan armada dan personel untuk melakukan patroli mulai dari kawasan Jambula hingga Bandara Babullah dan mengimbau warga untuk kembali ke rumah karena peringatan dini tsunami telah berakhir," kata Iksan.

Baca juga: Pascagempa, warga pesisir pantai Ternate enggan kembali ke rumah

Di tempat terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate, Hasyim Yusuf ketika dihubungi mengakui kalau gempa berkekuatan 7,1 SR pada Minggu malam, membuat warga setempat mengungsi ke dataran tinggi.

Bahkan, hingga saat ini, BPBD Kota Ternate belum mendapatkan adanya laporan mengenai kerusakan berbagai sarana infrastruktur akibat dari guncangan gempa tersebut, terutama di wilayah Kota Ternate dan berbagai daerah kepulauan seperti Pulau Moti, Hiri dan Pulau Batang Dua.

"Kami tetap menginstruksikan personelnya untuk tetap melakukan pemantauan pasca-gempa yang terjadi di Ternate dan mengecek perkembangan pasca-gempa berkekuatan 7,1 SR yang mengguncang wilayah Ternate dan daerah lainnya di Malut," katanya.

Baca juga: BPBD Bitung: Belum ada informasi kerusakan pascagempa Ternate

Sementara itu, aktivitas warga di Ternate berjalan normal, bahkan warga di sekitar dermaga Ahmad Yani hingga ke Tapak III dan Pasar Higienis Gamalama yang berada di bibir Pantai Ternate tetap menjalankan rutinitasnya sehari-hari.

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019