Stasiun GAW Bukit Kototabang memiliki tugas pokok dan fungsi melakukan pengamatan, pengumpulan, penyebaran, analisis dan pengolahan serta pelayanan informasi komposisi kimia atmosfer, gas rumah kaca dan parameter fisis atmosfer lainnya
Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal mengingatkan peran penting stasiun Pemantau Atmosfer Global (Global Atmosphere Watch/GAW) Kototabang, Sumatera Barat, dalam pengendalian gas rumah kaca secara global.

"Stasiun GAW Bukit Kototabang memiliki tugas pokok dan fungsi melakukan pengamatan, pengumpulan, penyebaran, analisis dan pengolahan serta pelayanan informasi komposisi kimia atmosfer, gas rumah kaca dan parameter fisis atmosfer lainnya," kata Herizal di Jakarta, Senin (8/7).

Ia mengatakan hasil pengamatan dari GAW Kototabang menjadi masukan dan acuan pemerintah serta para pemangku kepentingan di seluruh dunia dalam pengendalian gas rumah kaca dan hal-hal terkait perubahan iklim global.

Data dan informasi terkait kualitas udara, lanjut dia, sangat diperlukan di berbagai sektor seperti lingkungan hidup dan kesehatan untuk mengambil langkah-langkah kebijakan mitigasi perubahan iklim dunia dan pengurangan polusi udara yang berdampak terhadap kesehatan dan lingkungan hidup.

Herizal mengatakan stasiun GAW Kototabang sempat viral pada 2010 karena perannya dalam membantah Indonesia sebagai negara penghasil gas rumah kaca ketiga terbesar dunia setelah China dan Amerika.

Baca juga: BMKG perkirakan suhu udara Indonesia akan lebih panas

Data yang disajikan GAW Kototabang menunjukkan emisi gas rumah kaca di Indonesia tidak memenuhi kriteria sebagai ketiga terbesar di dunia.

Saat ini, dia mengatakan Stasiun GAW yang terletak di Bukit Kototabang adalah salah satu referensi udara bersih dunia. Komplek pengamatan itu adalah salah satu dari 31 stasiun global di seluruh dunia yang termasuk dalam program GAW dari Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO).

Stasiun GAW Bukit Kototabang, kata dia, menjadi referensi penting bagi dunia untuk pengawasan gas rumah kaca karena paling representatif. Letak GAW Kototabang yang ada di kawasan tropis khatulistiwa merupakan satu dari lima lokasi di seluruh dunia.

"Karena menjadi bagian program GAW WMO, operasional dan data GAW Bukit Kototabang secara rutin mendapatkan audit dan kalibrasi oleh lembaga audit berstandar internasional yang direkomendasikan WMO," kata dia.

Baca juga: Tak berdampak ke Indonesia fenomena suhu panas Timteng, sebut BMKG

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019