Karakas (ANTARA) - Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada Ahad (7/7) mengumumkan ia akan mempertahankan Menteri Pertahanan Vladimir Padrino pada jabatannya, setelah berbulan-bulan desas-desus bahwa pejabat tertinggi militer akan diganti setelah pemberontakan yang gagal pada April.

Pemerintah Presiden AS Donald Trump mengidenfikasi Padrino termasuk di antara pejabat tinggi yang terlibat dalam perundingan dengan pemimpin oposisi Juan Guaido untuk menciptakan pemerintah peralihan pada 30 April, dalam reaksi atas krisis ekonomi di negeri tersebut.

Sejak itu, Padrino secara terbuka telah mengakui kesetiaan kepada Maduro bersama dengan kebanyakan pejabat Angkatan Bersenjata, yang dipandang sebagai alasan utama mengapa Maduro masih mempertahankan kekuasaan kendati ekonomi Venezuela mengalami inflasi yang melambung. 

"Saya telah memutuskan untuk mengesahkan ... Vladimir Padrino sebagai menteri sehingga ia dapat terus memangku jabatannya, kepintarannya, dengan kepemimpinan militernya," kata Maduro selama upacara militer yang disiarkan oleh televisi.

Departemen Keuangan AS pada 2018 menjatuhkan sanksi terhadap Padrino karena membantu Maduro mempertahankan kekuasaan mengendalikan militer.

Masa jabatan lima-tahun Padrino sebagai menteri pertahanan telah sangat lama, sementara kebanyakan menteri terdahulu selama satu dasawarsa terakhir memangku jabatan tidak lebih dari satu tahun.

Banyak ahli militer mengatakan Padrino sudah saatnya pensiun tapi mereka menambahkan bahwa Padrino dipandang sebagai salah satu dari sedikit pejabat yang dapat mempertahankan keutuhan di jajaran pejabat.

Satu penyelidikan Reuters mengenai Angkatan Bersenjata Venezuela mendapati bahwa dua dasawarsa pembaruan oleh mendiang pemimpin sosialis Hugo Chavez mengakibatkan rantai komando yang membingungkan, kelebihan jumlah perwira tinggi dan penyebaran penggunaan tentara sebagai tenaga kerja murah buat politisi lokal.

Sumber: Reuters

Baca juga: Oposisi Venezuela akan temui utusan Maduro saat pembicaraan mediasi

Baca juga: Pemerintah, oposisi Venezuela gagal capai kesepakatan di Oslo

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019