Sumber pertumbuhan berasal dari konsumsi rumah tangga yang kuat yakni momen Ramadhan, Lebaran, dan belanja Pemilu 2019
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal II-2019 akan bertumbuh di kisaran 5,07 persen hingga 5,1 persen atau tidak meningkat signifikan dibanding kuartal I-2019 yang sebesar 5,07 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung DPR, Jakarta, Senin, mengatakan konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan, dan "mengkompensasi" kinerja ekspor yang belum membaik signifikan. Perry meyakini konsusi rumah tangga akan bertumbuh di atas 5,1 persen pada kuartal II 2019 dibanding kuartal II 2018 (year on year/yoy).

"Sumber pertumbuhan berasal dari konsumsi rumah tangga yang kuat yakni momen Ramadhan, Lebaran, dan belanja Pemilu 2019," ujar Perry.

Sumber pertumbuhan lain yang menopang pertumbuhan ekonomi kuartal II adalah investasi bangunan karena masih masifnya pembangunan infrastruktur.

Untuk kinerja kontributor lain terhadap pertumbuhan yakni ekspor dan impor, Perry menilai perang dagang AS dan China telah berdampak pada nilai ekspor komoditas dan juga manufaktur.

"Kecuali kelapa sawit masih cukup bagus untuk yang lain-lain ada dampak perang dagang. Demikian juga sejumlah ekspor manufaktur ke Amerika Serikat," ujarnya Perry.

Oleh karena itu, lanjut Perry, pemerintah perlu meningkatkan hubungan perdagangan bilateral dengan AS agar dapat mengisi pasar impor AS yang sebelumnya mejnadi pasar ekspor China.

Dengan adanya hubungan dagang bilateral, Indonesia bisa membeli atau mengimpor sejumlah komoditas dari AS yang sebelumnya dipasok dari negara lain. Setelah itu, AS bisa menerima ekspor dari Indonesia terutama untuk mensubstitusi barang-barang yang sebelumnya dipasok dari China.

"Seperti kedelai dan katun bisa kita impor dari Amerika Serikat, supaya kita bisa ekspor ke Amerika Serikat khususnya garmen furnitur, dan sejumlah mesin dari peralatan tertentu," ujarnya.

Adapun jika dibandingkan kuartal II-2018, ekonomi Indonesia tumbuh 5,27 persen secara tahunan (yoy).

 

Baca juga: DPR sepakati asumsi pertumbuhan ekonomi 5,5 persen 2020

Baca juga: Ekspor dan investasi kunci genjot pertumbuhan ekonomi

Baca juga: Kata Bank Dunia soal pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019


 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019