Medan (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara memprediksi besaran inflasi Sumut sepanjang tahun 2019 lebih tinggi dari 2018 dan berada di rentang atas sasaran inflasi nasional, sebagai dampak kenaikan harga kelompok bahan makanan.

"Inflasi Sumut di 2019 diperkirakan 4,15 - 4,55 persen dari 2018 yang bisa ditekan hanya 1,23 persen," ujar Kepala BI Kantor Perwakilan Sumut, Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Senin.

Prediksi itu mengacu pada data inflasi Sumut secara year to year (yoy) hingga Juni 2019, yang sudah mencapai 4,30 persen.

Padahal secara nasional, inflasi tahun 2019 diproyeksikan hanya 3,5 plus minus satu persen.

Wiwiek Sisto Widayat menyebutkan, inflasi di Sumut yang tinggi didorong naiknya harga kelompok bahan makanan.

Harga kelompok bahan makanan khususnya komoditas hortikultura itu mengalami tren meningkat seiring permintaan yang tinggi di berbagai daerah.

"Peningkatan permintaan (konsumsi) menjadi salah satu faktor utama yang akan mempengaruhi kenaikan inflasi di tahun 2019," katanya.

Kelompok transportasi juga, katanya juga menyumbang besaran inflasi. "TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Sumut berupaya terus menekan angka inflasi," katanya.

Rencana pelaksanaan ketersediaan pasokan stabilisasi harga yang dilakukan Bulog sepanjang tahun diharapkan bisa menekan inflasi.

Termasuk pasar murah di Natal dan Tahun Baru seperti yang dilakukan TPID saat bulan Ramadhan.

"Penetapan HET (Harga Eceran Tertinggi) yang sudah dilakukan pemerintah pada komoditas tertentu seperti gula pasir juga membantu menjaga kestabilan harga," katanya.

Dia mengakui, ada kekhawatiran terjadi fluktuasi harga pangan yang dipengaruhi panen raya, tinggi rendahnya curah hujan, dan
kelancaran distribusi. Walaupun, katanya, hal itu sudah terus ditangani TPID.


Baca juga: BPS: Inflasi Sumut di atas angka nasional
Baca juga: Ekonomi Sumut triwulan I tumbuh 5,30 persen
Baca juga: BI Sumut gelar penukaran uang dan pasar murah


Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019