Jakarta (ANTARA) - Pengguna smartphone di Indonesia naik pesat pada September 2018 dengan tingkat penetrasi mencapai 73 juta pengguna, dan ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengguna smartphone terbanyak keenam dunia.

Menurut hasil survei firma riset DEKA yang bertajuk “Indonesia Consumer Mobile Habit and Data Management Survey”, 67 persen orang Indonesia pernah kehilangan data di smartphone, lebih dari 80 persen responden telah menyadari pentingnya membuat cadangan data (backup), namun sayangnya hanya sepertiga dari mereka melakukannya secara teratur.

Research Director DEKA Mamik S Leonardo mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan para pengguna smartphone kehilangan data. "Beberapa di antaranya adalah memori yang penuh sehingga mereka harus menghapus data, perangkat yang rusak, virus, file yang rusak, atau kehilangan perangkat," katanya saat pemaparan hasil survei di GoWork Setiabudi, Jakarta, Senin.

Dalam survei tersebut sebanyak 97 persen responden mengandalkan smartphone sebagai gawai utama dalam kesaharian mereka, responden yang lebih muda cenderung lebih banyak menggunakan untuk gaming, navigasi, video streaming atau berbelanja online.

“Smartphone telah menjadi pengganti kamera, kebanyakan responden memiliki smartphone untuk mengambil gambar,” kata Mamik.

Lebih dari 90 persen responden yang memiliki smartphone mengatakan bahwa mereka lebih sering menggunakan smartphone untuk mengambil gambar daripada menelepon. 87 persen responden yang mengaku menggunakan smartphone juga untuk menelpon dan mengobrol (chatting) 72 persen.

“Akibatnya, data yang ada pada smartphone hampir seluruhnya terdiri dari foto dengan persentase 98 persen dan video 79 persen,” kata Mamik.

Mamik mengatakan, umumnya, masyarakat Indonesia menggunakan smartphone dengan memori internal 16-32 gigabyte.

"Namun, tentu kapasitas ini tidak akan cukup untuk menampung simpanan foto dan video yang terus bertambah di smartphone," kata Mamik.

Survei menunjukan lebih dari setengah responden hanya memiliki sisa memori 1-3 gigabyte di smartphone mereka. “Kapasistas terbatas ini menyebabkan responden terpaksa menghapus data untuk mengosongkan kapasistas penyimpanan,” kata Mamik.

“Hampir semua responden yang mengalami masalah ini mengaku merasa kesal saat ponsel mereka kehabisan kapasitas memori," kata Mamik.

Riset DEKA ini melibatkan 1.120 responden dari enam kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Medan dan Makassar dengan metodologi survei tatap muka dari rumah ke rumah.

Responden berusia antara 18 - 64 tahun terdiri dari pria dan wanita. Survei dilakukan 27 Februari sampai 11 Maret 2019.

Baca juga: Pengguna ponsel di AS doyan belanja konten games

Baca juga: Pengguna Huawei Indonesia khawatirkan ponsel mereka

Pewarta: Galih Pradipta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019