Jakarta (ANTARA) - Global Qurban akan kembali membagikan daging kurban ke kawasan Dafur Selatan, Sudan, tahun ini sebagai upaya untuk berbagi bagi umat Islam yang membutuhkan.

"Mereka sangat bahagia ketika menerima daging kurban, banyak yang menitip salam untuk masyarakat Indonesia," kata mitra Global Qurban di Sudan, Ismail Bey, sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan pembagian daging untuk masyarakat di Darfur Selatan sangat bermanfaat karena tingkat pengangguran di kawasan itu sangat tinggi sehingga kondisi perekonomian sangat lemah.

Jarak yang jauh dan akses yang sulit untuk menjangkau Dafur Selatan, kata dia, tidak mengurungkan niat Global Qurban untuk menyampaikan amanah kurban bagi warga Sudan.

Darfur Selatan, lanjut dia, merupakan sebuah negara bagian yang dihuni oleh penduduk lokal dan ribuan pengungsi dari Sudan. Di tahun 2018, Global Qurban bersama mitra lokal telah menyalurkan kurban ke puluhan ribu penduduk Darfur Selatan.

Saat itu, kata Ismail, sebanyak 16 ribu penduduk Darfur Selatan secara bergantian mendapat daging kurban kantong per kantong.

Pada Idul Adha tahun ini, dia mengatakan Global Qurban akan kembali menyapa pengungsi Sudan yang masih menjadi korban konflik. Tak bisa dipungkiri, mengungsi ke wilayah yang lebih aman belum tentu membawa mereka menuju kehidupan yang lebih baik.

"Kurban Anda bisa bahagiakan Muslim sedunia. Tunaikan ibadah kurban Anda melalui Global Qurban di donasi.act.id/antaranews/qurban atau di BNI SYARIAH 8660291019070042 an. GLOBAL QURBAN," kata dia.

Pengungsi Sudan yang menetap di wilayah Gereida, Ahmad Muhammad Djibril, (62 tahun) menyampaikan salam kepada masyarakat Indonesia. Dia merasa daging kurban dari masyarakat Indonesia bisa mengikat ukhuwah Islamiyah tanpa memandang suku, ras, bahasa dan warna kulit.

"Masyarakat Indonesia akan selalu kami kenang dan kami tunggu kembali kedatangannya di Idul Adha tahun ini," katanya.

Sementara itu Ahmed Isa (29) yang juga penerima kurban mengatakan daging yang disalurkan masyarakat Indonesia di Gereida merupakan langkah tepat. Alasannya, bantuan kemanusiaan jarang ada yang menjangkau daerahnya usai konflik berkecamuk hingga awal 2010.

"Terima kasih kepada Indonesia yang telah memberikan kepeduliannya kepada kami, di sini, di pedesaan yang letaknya jauh dari kota. Daerah kami banyak sapi, tapi kami sendiri tidak mampu membeli untuk memakannya," kata dia.
 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019