Muhammad Saleh menggantikan Syardani M Syarif yang akrab disapa Tgk Jamaika
Banda Aceh (ANTARA) - Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh menunjuk wartawan senior Muhammad Saleh sebagai juru bicara yang juga Ketua Departemen Pencitraan DPA Partai Aceh Periode 2018-2023.

Wakil Ketua III DPA Partai Aceh Azhari Cage di Banda Aceh, Rabu, penunjukan dan penetapan Muhammad Saleh tertuang dalam surat keputusan ditandatangani Ketua Umum DPA Partai Aceh Muzakir Manaf dan Sekretaris Jenderal DPA Partai Aceh Kamaruddin Abubakar.

"Muhammad Saleh menggantikan Syardani M Syarif yang akrab disapa Tgk Jamaika. Ketua DPA Partai Aceh mengucapkan terima kasih kepada Tgk Jamaika atas dedikasi dan pengabdiannya selama ini,” kata Azhari Cage.

Baca juga: Partai Aceh ungkap penggelembungan data pemilih di Aceh Besar

Anggota DPR Aceh itu menyebutkan, kepercayaan dan amanah diberikan kepada Muhammad Saleh tidak terlepas dari penilaian Muzakir Manaf yang disapa akrab Mualem terhadap peran dan dedikasinya sejak 2016 hingga saat ini.

Selain itu, penilaian juga tidak lepas dari kemampuan atau kualitas serta profesionalitas, terutama dari aspek komunikasi maupun lobi yang dimiliki Muhammad Saleh.

“Atas berbagai pertimbangan tersebut, Mualem mengajak Muhammad Saleh untuk membantu dan bersama-sama dalam jamaah Partai Aceh. Dia diberi tugas serta tanggung jawab sebagai juru bicara,” kata Azhari Cage.

Menurut Azhari Cage, Mualem memahami sosok Muhammad Saleh. Baik sebagai kader Pelajar Islam Indonesia (PII) hingga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) serta wartawan yang sarat pengalaman.

Baca juga: Partai Aceh dominasi perolehan suara di Kota Lhokseumawe

Muhammad Saleh diektahui saat ini adalah pemimpin redaksi, pemilik Tabloid Modus Aceh, Majalah Inisiotor, dan web berita modusaceh.co. Dia juga  pernah sebagai wartawan Majalah Gama, Majalah Forum Keadilan, Majalah Gama dan Harian Serambi Indonesia (media di Aceh).

Sebagai sosok komunikatif, Muhammad Saleh juga dinilai memiliki jaringan luas dengan berbagai kalangan di Aceh maupun nasional. Ini tak lepas dari posisinya sebagai mantan Anggota Tim Penasihat Presiden RI BJ Habibie dan Abdurrahman Wahid (Gusdur) 2000-2001 di bawah kepemimpinan almarhum H Usman Hasan.

"Di antara tugas tim ketika itu adalah meretas jalan damai untuk Aceh. Mualem berharap, kehadiran Muhammad Saleh dapat memberi warna baru dan memperkuat citra Partai Aceh, sebagai partai lokal yang lahir dari rahim MoU Helsinki, 15 Agustus 2005,” ucap Azhari Cage.

Baca juga: Ribuan Pendukung Partai Aceh Hadiri Kampanye Akbar

Secara politik, bergabungnya Muhammad Saleh sebagai juru bicara membuktikan bahwa Partai Aceh semakin menjadi partai terbuka untuk berbagai elemen rakyat Aceh.

"Partai Aceh membuka diri bagi seluruh kalangan untuk bersama-sama memikirkan nasib dan masa depan serta kesejahteraan rakyat Aceh, termasuk mantan kombatan, menjadi lebih baik," pungkas Azhari Cage.


 

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019