Jakarta (ANTARA) - Para perajin batu akik di Pasar Rawa Bening, Jakarta, mengeluhkan sepinya order seiring memudarnya tren batu akik sejak beberapa tahun lalu.

"Dibanding dulu, sepi. Dulu sehari saya bisa dapat Rp500.000-700.000 per hari," kata Pambudi, perajin batu akik di Pasar Rawa Bening, Jakarta, Kamis.

Baca juga: Pedagang akik Rawa Bening berkurang 30 persen

Meski sepi, bapak tiga anak itu tetap bersyukur karena sekarang ini setiap hari masih menerima garapan dari pelanggan.

"Alhamdulillah, tidak pernah sehari 'blong' (tanpa order). Sekarang, dapat Rp100.000 sehari sudah bagus," kata pria asal Brebes, Jawa Tengah itu.

Saat hobi batu akik "booming" 5-6 tahun lalu, kata dia, hampir setiap hari sampai kewalahan melayani order, mulai poles hingga membuat batu akik dari bahan yang berbentuk bongkahan.

Karena sepi, ia mengaku terpaksa menurunkan ongkos poles dan pembuatan batu akik, dari semula di atas Rp35.000 per order, sekarang ini hanya Rp25.000 per order.

"Saya pernah megang semua jenis batu, mulai akik sampai batu mulia. Yang paling susah itu batu mulia, seperti safir dan rubi," kata perajin yang sudah delapan tahun menekuni usaha itu.

Pambudi berharap bisnis batu mulia dan akik kembali menggeliat tahun ini sehingga bisa menyemarakkan lagi lomba-lomba dan usaha bidang perbatuan mulia.

Maman, perajin batu mulia dan akik lainnya di Pasar Rawa Bening, juga berharap kembali menggeliatnya bisnis batu akik seperti pernah terjadi pada kisaran 2012-2013.

"Sekarang ini masih sama kayak kemarin, sepi. Beda, dulu begitu datang sudah banyak yang nungguin," kata perajin yang membuka usaha itu sejak 2000.

Dengan kondisi sekarang ini, kata dia, setiap harinya hanya mampu melayani lima order per hari paling banyak, sementara ketika "booming" bisa menggarap sampai 20-an pesanan.

Untuk ongkos poles, ia menyebutkan rata-rata sekarang ini Rp25.000-30.000 per order, padahal sebelumnya bisa sampai Rp40.000 karena sepinya peminat.

"Mulai akik sampai batu mulia seperti safir, garnet, rubi, saya bisa garap, tetapi model bulat dan manual pengerjaannya. Jadi, lebih lama dan mahal ongkosnya," katanya.

Baca juga: Antisipasi kebakaran, Pasar Rawa Bening cek instalasi listrik
Baca juga: Pasar Rawa Bening rencanakan kontes akik tahun depan

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019