Kelima calhaj yang batal berangkat tersebut adalah Muzayyanah karena meninggal dunia, Sunarsih menunda berangkat haji tahun ini karena menemani suaminya yang sedang sakit, dan tiga lainnya, yakni Kamal asal Kepanjen, Ateng Khoiruman asal Wajak, dan S
Malang (ANTARA) - Sebanyak lima Calon Jamaah Haji (Calhaj) asal Kabupaten Malang batal berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan rukun Islam kelima pada tahun ini karena alasan berbeda.

Kelima calhaj yang batal berangkat tersebut adalah Muzayyanah karena meninggal dunia, Sunarsih menunda berangkat haji tahun ini karena menemani suaminya yang sedang sakit, dan tiga lainnya, yakni Kamal asal Kepanjen, Ateng Khoiruman asal Wajak, dan Sudja'i asal Ngantang, batal brangkat karena sakit.

"Seharusnya Muzayyanah (calhaj yang meninggal) asal Pagentan, Singosari itu masuk kelompok terbang (kloter) 17 yang diberangkatkan kemarin (Kamis, 11/7) bergabung dengan calhaj dari Kota Malang," kata Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Malang Musta'in di Malang, Jumat (12/7).

Kuota calhaj Kabupaten Malang tahun ini mencapai 2.287 orang yang terbagi dalam lima kelompok terbang (kloter), yaitu kloter 17, 18, 19, 20, dan kloter 21.

Untuk kloter 18, 19, dan 20 berangkat pada hari ini (Jumat, 12/7) yang diberangkatkan dari Stadion Kanjuruhan Kepanjen, sedangkan kloter 21 berangkat pada 13 Juli 2019 dari Stadion Lawang.

Menurut dia, calhaj Kabupaten Malang merupakan yang terbanyak dibanding dengan kota dan kabupaten lain di Jatim.

Baca juga: PPIH inspeksi penyedia katering pastikan keamanan makanan jamaah

Ke-2.287 calhaj tersebut, yang berusia 20 tahun 32 orang, usia 21 hingga 30 tahun 72 orang, usia 31 sampai 40 tahun 310 orang, usia 41 sampai 50 tahun 633 orang, usia 51 sampai 60 tahun 717 orang, usia 61 – 75 tahun 441 orang, dan di atas usia 75 tahun 82 orang.

Pada kesempatan itu, Musta'in mengingatkan para calhaj asal Kabupaten Malang untuk mewaspadai suhu panas di Arab Saudi. "Jamaah yang berusia lansia maupun yang masih muda harus terus menjaga kondisi tubuh sebelum melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci," ucapnya.

Ia mengingatkan tahun lalu ada jamaah yang sandalnya hilang, pulang dari masjid nekat tidak memakai alas kaki (nyeker), akhirnya kakinya melepuh dan kondisi itu bisa menghalangi untuk melaksanakan ibadah.

"Jaga kesehatan baik-baik supaya bisa menjalankan ibadah dengan baik tanpa halangan apapun, sampai kembali ke Tanah Air tetap sehat. yang penting jaga stamina," katanya.

Sementara itu calhaj asal Kota Malang yang terbagi menjadi tiga kloter sudah diberangkatkan dari Lapangan Rampal menuju Asrama Haji Sukolilo, Kamis (10/7).

Rata-rata Calhaj asal Indonesia berada di Tanah Suci selama 45 hari, dimana selama 10 hari berada di Madinah untuk melaksanakan shalat Arbain (shalat lima waktu berjamaah selama 8 hari berturut-turut atau 40 kali shalat berjamaah di Masjid Nabawi).

Sedangkan 35 hari selebihnya berada di Mekkah untuk menunaikan rukun dan wajib haji lainnya, seperti thawaf, sai, tahalul, wuquf (puncak haji) di Arafah, singgah dan bermalam di Muzdalifah, selanjutnya menuju Mina untuk melaksanakan lempar jumrah di Mina.

Baca juga: Jamaah perempuan bisa nikmati layanan konsultasi pengendalian haid
Baca juga: 70 persen jamaah haji di Embarkasi Makassar berisiko tinggi sakit



 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019