Jakarta (ANTARA) - PT Industri Sandang Nusantara (ISN) melakukan penandatanganan kerjasama pendanaan non cash loan (SKBDN dan L/C) dengan PT Bank Mandiri Tbk. dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).

Dalam kerjasama ini, Bank Mandiri memberikan plafon fasilitas pendanaan non cash loan bersifat revolving pada tahap awal sebesar Rp100.000.000.000 dengan Jasindo sebagai penjamin transaksi.

"Kami akan terus menjadi partner bisnis kapanpun, apapun kebutuhan perbankan lainnya yang bisa kami support," kata Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri, Alexandra Askandar, dalam penandatanganan kerjasama di kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Jumat.

Alexandra mengatakan industri tekstil ini masuk dalam portofolio terbesar. Mengevaluasi kembali potensi ke depannya, lanjut Alexandra, pada kuartal I 2019, produksi tekstil tumbuh 19 persen, yang lebih tinggi dibandingkan industri manufaktur pada umumnya.

"Momen positif ini yang kita lihat. Kita siap mendukung pengembangan bisnis dari ISN," ujar Alexandra.

Penandatanganan kesepakatan tersebut bertujuan mendorong pengembangan kegiatan bisnis ISN dalam trading dan impor tekstil serta produk turunannya.

"Kerjasama ini blessing (berkah) buat sandang, sekarang kita didukung oleh mandiri artinya kita bisa ekspansi pasar. Kalau bicara kapasitas aset, kita bisa 60 kali dari nilai yang kita pinjam, artinya kalau Mandiri trust, besok lusa nilainya semakin besar. Artinya, pasarnya besar sekali," kata Direktur Utama ISN, Agus Hendardi.

Kerjasama tersebut diharapkan dapat meningkatkan turn over penjualan ISN hingga 4-6 kali per tahun, serta memperkuat struktur modal kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing ISN di pasar domestik maupun regional.

Di tahun 2018, ISN telah memperoleh pendanaan dari sinergi BUMN, yaitu PT Surabaya Industrial Estate Rungkut, PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Perum Jaminan Kredit Indonesia dan PT Danareksa (Persero).

Kepercayaan pendanaan tersebut diharap menjadi awal kebangkitan ISN sebagai BUMN tekstil terkemuka.

"Ke depan kita masih punya keunggulan kompetitif dengan Eropa, dan masih bersaing dengan Vietnam. Insha Allah Bank Mandiri bisa lebih memperluas L/C lebih luas lagi," ujar Deputi Jasa Keuangan, Jasa Survey dan Keuangan Lainnya Kementerian BUMN, Gatot Trihargo.

Baca juga: Industri tekstil perluas pasar ke produk non sandang

Baca juga: GWM turun, Bank Mandiri "kecipratan" dana tambahan kredit Rp4 triliun


Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019