Jakarta (ANTARA) - Pelatih Nigeria Gernot Rohr masih ingat ketika timnya terakhir kali menghadapi Aljazair dua tahun lalu, tim asal Afrika Utara tim "rapuh" yang sering melakukan kesalahan, tetapi sekarang semua telah berubah di bawah kepemimpinan Djamel Belmadi.

Kedua tim yang berhadapan pada semifinal Piala Afrika, Minggu, bertemu dua kali di kualifikasi Piala Dunia 2017 dengan hasil Nigeria menang 3-1 di kandang dan bermain imbang 1-1 sehingga memuncaki grup dan lolos ke Rusia.

"Mereka rapuh saat itu," kata Rohr seperti dikutip Reuters.

"Kami mengalahkan mereka 3-1 dan ada banyak kesalahan individu, sehingga memudahkan kami ... dalam pertandingan berikutnya, mereka juga rapuh."

Namun, Rohr mengakui bahwa Belmadi telah melakukan pekerjaan dengan "sangat profesional" dalam waktu kurang dari satu tahun, memimpin Aljazair ke semifinal Piala Afrika untuk pertama kali sejak 2010.

"Sekarang mereka solid, mereka memiliki keseimbangan yang baik antara serangan dan pertahanan, stamina mereka kuat dan mereka telah banyak berkembang. Ini akan menjadi pertandingan yang sangat berbeda dari dua tahun lalu," katanya.

Baca juga: Nigeria menang dramatis atas Afsel untuk melaju ke semifinal

Seperti yang selalu dilakukannya, Rohr, yang timnya mengalahkan Afrika Selatan 2-1 pada perempat-final, Aljazair adalah salah satu tim favorit.

Kemampuan mereka sudah ditunjukkan dengan menyingkirkan tim favorit yang juga tuan rumah Mesir pada babak 16 besar.

"Semua orang setuju bahwa Mesir adalah favorit, jadi jika Anda mengalahkan favorit, Anda menjadi salah satu favorit," katanya.

"Sekarang, kami telah mengalahkan salah satu favorit tetapi kami harus bermain melawan tim yang semua orang percaya adalah yang terbaik pada babak penyisihan grup, jadi kami masih bukan favorit," katanya.

Baca juga: Aljazair ke semifinal setelah usir Pantai Gading lewat adu penalti

Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019