Auckland (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua berencana berkunjung ke Papua Nugini untuk bertemu dengan perdana menteri PNG guna membahas tindaklanjut kerja sama yang selama ini telah dibangun dan hasil dari penyelenggaraan Pacific Exposition 2019 di Auckland.

Gubernur Papua Lukas Enembe kepada Antara di Auckland, Minggu, mengatakan pihaknya sudah mendeklarasikan bahwa Bumi Cenderawasih merupakan satu-satunya pintu masuk masyarakat ekonomi ASEAN untuk wilayah Pasifik.

"Sehingga Pemerintah Pusat harus memberikan kesempatan kepada Provinsi Papua untuk membuka akses seluruhnya seperti bea cukai, imigrasi dan lain sebagainya," katanya.

Menurut Lukas, sebelumnya Provinsi Papua sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan beberapa gubernur di wilayah PNG saat menghadiri Pacific Exposition 2019 di Auckland. Direncanakan akan langsung bertemu dengan Perdana Menteri PNG untuk menindaklanjutinya.

"Jadi forum ekonomi yang diselenggarakan dalam Pacific Exposition 2019 benar-benar bermanfaat bagi negara-negara di kawasan Pasifik," ujarnya.

Baca juga: Pemprov Papua-Belgia jajaki kerja sama pengembangan coklat

Dia menjelaskan selama ini kebutuhan-kebutuhan Pasifik yang didatangkan dari Thailand dan Vietnam, di Papua produk tersebut juga dihasilkan, jadi kenapa tidak dikirim langsung saja dari Bumi Cenderawasih lalu didistribusikan kembali ke wilayah Pasifik langsung tanpa harus ke negara lain dulu.

"Untuk itu, kami ingin konektivitas antara wilayah Pasifik, terutama Papua dengan Indonesia lain, ataupun dengan negara lain di kawasan asia seperti Jepang Korea dan China terbuka langsung," katanya lagi.

Dia menambahkan pihaknya berharap dengan kegiatan Pacific Exposition 2019 ini, akses laut udara dan darat harus dibuka, pintunya dari Papua sehingga jika ke Selandia Baru atau Australia tidak perlu ke Jakarta atau Bali, jadi cukup dari Timika atau Jayapura langsung.

Baca juga: Gubernur Papua hadiri Pacific Exposition 2019 di Auckland
Baca juga: Pemprov Papua siap ikuti Pameran Pacific Exposition 2019

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019