Selama ini banyak wisatawan domestik semakin mencintai produk Badui
Lebak (ANTARA) - Sejumlah wisatawan yang mengunjungi permukiman masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, terpikat pesona kain tenun Badui, karena memiliki keunikan dibandingkan dengan tenun-tenun lainnya di Tanah Air.

"Kami sangat tertarik kain tenun Badui itu, sehingga membelinya dengan jumlah banyak," kata Ida Damayanti, seorang wisatawan dari Jakarta saat mengunjungi permukiman kawasan Badui di Lebak, Banten, Senin.

Produk kain tenun Badui memiliki keunggulan dari motif dan warnanya yang cukup bervariasi dengan didominasi warna biru, hitam, kuning, dan merah. Selain itu, kain tenun Badui memiliki khas tersendiri yakni motif garis-garis pada kain tenun tersebut.

Ida Damayanti mengaku membeli 10 kain tenun Badui dengan harga total Rp2,5 juta. "Rencana kain ini akan dijadikan busana untuk sehari-hari, juga undangan," katanya.

Begitu juga Eliawati, seorang wisatawan dari Jakarta mengatakan dirinya sangat tertarik kain tenun Badui itu, karena selain warna dan motif, bahan kainnya juga lembut.

Di samping itu, ia juga tertarik karena produksi kain tenun Badui dibuat secara manual dengan merajut benang hingga menjadi lembaran kain.

"Kami ke sini bersama keluarga dan membeli lima kain tenun Badui dengan harga Rp1 juta," kata Eliawati.

Salah seorang perajin warga Badui Luar, Amir (40) mengaku selama ini permintaan kain dan batik Badui meningkat seiring semakin banyaknya wisatawan domestik dari luar daerah datang ke perkampungan tersebut.

Amir mengatakan harga kain tenun dan pakaian batik Badui itu tergantung kualitas. Ia memasarkan kain tenun dan batik Badui dengan harga mulai dari Rp 70.000 sampai Rp 350.000.  "Selama ini banyak wisatawan domestik semakin mencintai produk Badui," katanya.

Kepala Seksi Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Sutisna mengatakan kain tenun Badui memiliki aneka warna dan motif, di antaranya Poleng Hideung, Poleng Paul, Mursadam, Pepetikan, Kacang Herang, Maghrib, Capit Hurang, Susuatan, Suat Songket, Smata (girid manggu, kembang gedang, kembang saka).

Selain itu juga motif Adu Mancung, serta motif Aros yang terdiri dari Aros Awi Gede, Kembang Saka, Kembang Cikur, dan Aros Anggeus. Motif tenun Badui itu juga memiliki makna tersendiri disesuaikan dengan budaya mereka.

"Kami terus membina sebanyak 200 perajin Badui dengan pelatihan-pelatihan juga menyalurkan bantuan peralatan produksi," katanya.


Baca juga: Wisatawan Amerika Serikat berkesan kunjungi perkampungan Badui
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019