Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Sosial Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah telah menyiapkan satu lokasi yang nantinya bisa digunakan sebagai rumah singgah untuk penanganan korban kebakaran hutan dan lahan 2019.

"Meski saat ini sarana dan prasarana penunjang bisa dibilang kurang, namun jika sewaktu-waktu diperlukan rumah singgah, maka bangunan di jalan Poncowati itu siap digunakan," kata Kepala Dinas Sosial Kota Palangka Raya Akhmad Fauliansyah, Senin.

Ia menambahkan, Dalam rangka melengkapi sarana dan prasarana di lokasi tersebut, pemerintah kota juga telah mengalokasikan pos anggaran pada anggaran perubahan.

"Guna penanganan sosial korban karhutla tim dari dinas sosial juga telah siap terjun dan melakukan pendampingan terhadap para korban," kata mantan Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Palangka Raya itu.

Saat ini, pihaknya pun terus berkoordinasi dengan pihak terkait lain yang tergabung dalam satuan tugas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Kota Palangka Raya dalam antisipasi dan penanganan korban karhutla.

Sementara itu, Wali Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah Fairid Naparin menyatakan wilayahnya sudah siap siaga dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan.

"Memperhatikan pengumuman BMKG bahwa mulai awal Juni 2019 diperkirakan curah hujan mulai turun diikuti cuaca panas dan kering maka saya mengumumkan kesiapsiagaan di wilayah Kota Palangka Raya," kata Fairid.

Seluruh pihak terkait juga agar melakukan langkah-langkah koordinasi kerja sama melakukan pengaktifan posko dan meningkatkan kepedulian masyarakat untuk melakukan penanggulangan atau pemadaman secara swakarsa mulai dari tingkat RT/RW, kelurahan hingga kecamatan.

"Selain itu juga melakukan upaya penegakan hukum dan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku," kata Fairid.

Saat ini warga di "Kota Cantik" Palangka Raya mulai mencium aroma asap kebakaran lahan dan hutan..

"Beberapa hari ini, setiap pagi sekitar pukul 04.30 WIB meski samar-samar saya sudah mulai mencium bau kebakaran lahan. Namun, keadaan ini belum sampai mengganggu aktifitas," kata Yunita, warga di Kelurahan Panarung, Kota Palangka Raya.

Wanita pekerja swasta ini menambahkan, selain di pagi hari, aroma asap kebakaran lahan samar-samar juga tercium saat malam hari. Dia pun mengaku was-was jika kejadian tersebut terus berlangsung dan terjadi kabut asap yang parah akan berdampak pada kesehatan anaknya yang masih berusia dua tahun lebih.

"Anak-anak ini rentan sakit jika cuaca panas belum lagi saat ini sudah tercium bau asap. Repotnya mereka belum bisa memakai masker ditambah daya tahan tubuh yang berbeda dengan orang dewasa," katanya.

Baca juga: Warga Palangka Raya mulai cium asap karhutla

Baca juga: Lahan terbakar bisa dikembalikan kepada negara


 

Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019