Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda menyampaikan, kegiatan penjajakan kesepakatan dagang (one-on-one business matching) yang digelar pada the 1st Pacific Exposition 2019 sukses mencatatkan potensi transaksi sebesar 70,03 juta dolar AS.

Kegiatan business matching ini berlangsung pada 12 Juli 2019 di Auckland, Selandia Baru.

“Nilai ini dipastikan terus bertambah mengingat para pelaku usaha masih menindaklanjuti permintaan dari calon mitra yang telah dipertemukan dalam business matching," jelas Arlinda lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Senin.

Potensi transaksi didapatkan atas permintaan produk dan jasa, di antaranya hospitality, ikan tuna segar dan ikan tuna beku, kopi, kopra, cengkeh, pala, rumput laut, produk terbuat dari rotan, produk kerajinan tangan, ban mobil, bahan peledak, pencetakan alat transaksi pembayaran; serta industri meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE).

Peserta business matching terdiri atas 32 perusahaan Indonesia serta perusahaan dari negara- negara Pasifik yang mencari mitra dagang dari Indonesia.

Perusahaan tersebut di antaranya bergerak di sektor kopi, fesyen dan tekstil, jasa tenaga kerja terampil, furnitur, produk kecantikan, makanan dan minuman, agrikultur, niaga elektronik, pariwisata, industri strategis, batu bara, pariwisata dan perhotelan, ban mobil dan otomotif, energi, pertambangan, pupuk, serta jasa keuangan.

Arlinda menjelaskan, dengan mempertemukan para pelaku bisnis dari Kawasan Pasifik dalam kegiatan business matching ini diharapkan dapat meningkatkan kehadiran dan peran Indonesia sebagai bagian dari wilayah Pasifik, mendorong pasar Pasifik yang terintegrasi, serta memperkenalkan potensi negara-negara di kawasan Pasifik.

“Kawasan Pasifik memiliki banyak potensi untuk dikembangkan dan dapat menjadi pasar yang lebih besar bagi Indonesia,” tandas Arlinda.

Total perdagangan antara Indonesia dengan negara kawasan Pasifik pada 2018 tercatat sebesar 10,67 miliar dolar AS. Nilai ini meningkat 3,05 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 10,356 miliar dolar AS.

Sedangkan pada periode Januari-Maret 2019, total perdagangan Indonesia dengan kawasan Pasifik tercatat sebesar 2,04 miliar dolar AS. Adapaun negara tujuan ekspor Indonesia terbesar ke kawasan Pasifik yaitu Australia, Selandia Baru, Timor Timur, Papua Nugini, dan Fiji.

Pada business matching dan selama kegiatan The 1st Pasific Exposition, Dirjen Arlinda bersama Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, dan Tonga; dan Konsul Jenderal Sydney juga menyaksikan penandatanganan 11 nota kerja sama antara perusahaan Indonesia dengan para pelaku usaha dari Pasifik.

Arlinda mengapresiasi pihak-pihak yang telah berkontribusi atas pencapaian business matching ini untuk mendorong perdagangan di antara negara-negara kawasan Pasifik.

Pihak-pihak tersebut, yaitu Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Samoa, dan Tonga beserta jajaran Kementerian Luar Negeri; Kementerian BUMN, KBRI Wellington, KBRI Canberra, Atase Perdagangan Canberra, dan ITPC Sydney, KADIN Indonesia, dan para pelaku usaha yang turut berpartisipasi.

The 1st Pasific Exposition 2019 dibuka pada 12 Juli 2019 oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Australia, serta Perdana Menteri dan Menteri dari Negara Pasifik.

Ajang yang berlangsung hingga 14 Juli 2019 ini menampilkan berbagai produk, jasa, industri pariwisata, serta peluang investasi di negara Pasifik. Pameran yang diadakan di Skycity Convention ini, menampilkan berbagai stan yang diisi perwakilan dari 20 negara Pasifik.

Sedangkan dari Indonesia, pameran ini diikuti perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Kementerian BUMN. Stan Indonesia menampilkan produk-produk unggulan Indonesia Timur yang diwakili lima provinsi, yaitu Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: Indonesia perkuat peluang ekspor ke Kawasan Pasifik

Baca juga: Salak Sleman siap diekspor ke Selandia Baru

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019