Jakarta (ANTARA) - Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional dan akselerasi ekspor, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjend PKH) menggencarkan program upaya khusus (Upsus) Jagung untuk kebutuhan pakan ternak.

Terkait hal ini, peternak mandiri ayam broiler asal Cianjur, Jawa Barat, Andi Sugimin mengapresiasi upaya pemerintah dalam penyediaan dan bantuan pakan ternak. 

"Kami merasakan betul kehadiran pemerintah, khususnya selama musim paceklik beberapa bulan lalu. Ini sepeti suplemen bagi peternak untuk menjaga semangat produksi," ungkapnya.

Meski demikian, Andi berharap, pemerintah membatasi perizinan kuota perusahaan asing yang dinilai tidak seimbang baik dari sisi permodalan maupun alat yang digunakan. 

"Kalau bisa populasi perusahan asing yang besar dibatasi supaya yang lokal bisa tumbuh. Kalau bisa bersinergi lah supaya berbarengan," katanya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan)  Amran Sulaiman menjelaskan bahwa posisi Indonesia saat ini dalam keadaan surplus jagung pakan, sehingga mampu melakukan ekspor.

"Kita sudah membagikan bibit untuk ditanam petani seluas 3 juta hektar. Semuanya gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun. Maka itu, bibit yang diberikan juga harus bagus supaya produktivitasnya mencapai 10 ton," katanya.

Namun di sisi lain, kata Amran, mengurus pertanian tidak cukup tertuju pada komoditas jagung semata. Ada ratusan komoditas lain yang harus dijaga selama 24 jam setiap hari.

"Komoditas cabai saja ada 3, belum bawang, sawit dan yang lain. Tapi, intinya, soal jagung dulu kita impor 3,5 juta, sekarang kita sudah ekspor. Artinya ini kan ada kemajuan terkait apa yang sudah kita kerjakan. Termasuk juga kontribusi teman-teman kadin yang sudah bekerjasama dalam bentuk investasi," tukasnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2019