Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia berharap Jaringan Kota-kota Magellan (Global Network of Magellan Cities/GNMC) bisa berkembang menjadi sebuah kemitraan ekonomi, sosial budaya, dan pariwisata.

Tidore di Maluku Utara masuk dalam anggota GNMC karena menjadi salah satu kota yang disinggahi penjelajah asal Spanyol, Ferdinand Magellan, saat mengelilingi dunia untuk mencari rempah-rempah pada rentang waktu 1519-1522.

Direktur Eropa I Kementerian Luar Negeri Dino Kusnadi menuturkan dalam sidang tersebut, Pemerintah Kota Tidore akan mengusulkan kerja sama pariwisata untuk memperingati 500 tahun dimulainya pelayaran Magellan pada September 2019.

"Kita menawarkan konsep kerja sama khususnya untuk wisata budaya dan wisata sejarah di Tidore," kata Dino di sela-sela seminar pembukaan Pertemuan ke-10 GNMC.

Pada 16-18 Juli mendatang, Tidore menjadi tuan rumah Pertemuan ke-10 GNMC yang akan dihadiri delegasi berbagai kota dari tujuh negara diantaranya Lisabon dan Sabrosa di Portugal; Seville dan Granadilla de Abona di Spanyol; Ushuaia, Puerto de San Julian, Puerto de Santa Cruz di Argentina; Montevideo di Uruguay; Punta Arenas dan Porvenir di Chile; Cebu di Filipina; serta and Praia di Cape Verde.

Melalui konsep wisata yang sangat spesifik, wisatawan yang tertarik mengenai sejarah dapat mendapat pengetahuan bagaimana Magellan bersama rekan penjelajah asal Spanyol, Juan Sebastián Elcano, berinteraksi dengan Sultan Tidore dan warga lokal untuk berdagang rempah.

Selain itu, Tidore juga akan menawarkan kerja sama bidang ekonomi kreatif yang diharapkan semakin menghubungan daerah tersebut dengan dunia.

“Di akhir pertemuan kita akan keluarkan Deklarasi Maluku yang mencerminkan kesepakatan dari para anggota GNMC,” tutur Dino.

Di sisi lain, Spanyol dan Portugal sebagai inisiator dibentuknya GNMC berharap forum tersebut dapat menunjukkan kontribusi Magellan dan Elcano dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perwakilan Presiden GNMC Catarina Marques de Almeida Vas Pinto menyebut pelayaran Magellan sebagai “perjalanan globalisasi pertama di dunia” yang sekaligus membuktikan bahwa bumi itu bulat.

Pertemuan GNMC terlebih dulu dibuka dengan seminar internasional bertajuk “Perdagangan Rempah yang Menghubungkan Dunia Timur dan Dunia Barat” yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Senin, untuk membahas pengaruh kuat Indonesia dalam narasi sejarah pelayaran Magellan, yang akan dilanjutkan dengan sejumlah kegiatan di Tidore termasuk sidang bersama antarkota GNMC.

Baca juga: Belajar sejarah perdagangan rempah, Menlu ajak GNMC majukan kerja sama

Baca juga: Menko Kemaritiman paparkan pelaksanaan Sail Tidore

Baca juga: Menelusuri perjalanan penjelajah Portugis Ferdinand Magellan di Tidore


 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019