Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog menyediakan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk perbaikan Unit Penggilingan Gabah dan Beras (UPGB) milik BUMN tersebut guna mengoptimalkan pengadaan beras dalam negeri 2008. Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar di Jakarta, Kamis mengatakan, saat ini dari 131 unit pengolahan gabah (RMU) dan UPGB milik Bulog beberapa diantaranya tidak beroperasi sehingga mempengaruhi penyerapan gabah petani. "Kenaikan BBM tahun 2005 mengakibatkan UPBG semakin tidak kompetitif ditambah lagi masyarakat lebih menyukai penjemuran gabah dengan sinar matahari yang lebih murah sehingga pemanfaatan UPGB semakin rendah," katanya di sela seminar Ketahanan Pangan. Dalam seminar yang digelar PP Pemuda Muhammadiyah tersebut, rencananya dihadiri Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Prabowo Subijanto sebagai pembicara utama namun tidak jadi sehingga digantikan Dirut Perum Bulog. Menurut Mustafa, dari 131 UPGB Bulog tersebut memiliki kapasitas penggilingan sebanyak 690.600 ton per tahun sedangkan untuk pengering mencapai 246.000 ton per tahun. Selama 2007, tambahnya, sebanyak sembilan UPGB tidak beroperasi yakni UPGB Purbalingga Jawa Tengah, UPGB Langsa, Meulaboh dan Tijue Sigli Nangroe Aceh Darussalam. Selain itu, UPGB Rantau Prapat Sumatera Utara, UPGB Solok Sumatera Barat, UPGB Kapuas Kalimatan Tengah, UPGB Manggarai Ruteng Nusa Tenggara Timur dan UPGB Tanah Miring Papua. Untuk memperbaiki infrastuktur penggilingan milik Bulog tersebut, perusahaan milik pemerintah tersebut juga akan menggandeng investor swasta. Sebelumnya, kalangan DPR meminta Perum Bulog untuk meningkatkan pembelian gabah petani dalam upaya pengadaaan beras dalam negeri dengan mengaktifkan kembali UPGB di beberapa daerah. Pada 2008 Perum Bulog merencanakan pengadaan beras dalam negeri sebanyak 2,43 juta ton baik melalui pembelian gabah maupun beras lebih tinggi dibanding 2007 yang hanya 1,76 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,54 juta ton berupa beras dan 350.871 ton merupakan pembelian dalam bentuk gabah. Ketika ditanyakan perbandingan volume pembelian gabah dengan beras petani tahun ini, Mustafa tidak menyebutkan angka pasti namun pihaknya akan melakukan pembelian gabah lebih optimal. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008