Indeks dolar AS naik 0,12 persen menjadi 96,9355 pada akhir perdagangan
New York (ANTARA) - Kurs dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), ketika pound Inggris turun tertekan kekhawatiran atas potensi Brexit tanpa kesepakatan di tengah perkembangan terbaru pada masalah-masalah yang relevan.

Boris Johnson, calon perdana menteri Inggris berikutnya, telah diperingatkan oleh pengusaha wanita Gina Miller bahwa ia akan menghadapi tantangan hukum jika ia berusaha memaksa Inggris keluar dari Uni Eropa (UE) dengan menangguhkan Parlemen Inggris.

Surat kabar Observer melaporkan pada Minggu (14/7/2019) bahwa Miller, juru kampanye pro-Euro akan segera melancarkan tindakan hukum untuk mencegah Perdana Menteri Johnson yang mungkin akan menutup parlemen untuk mendorong Brexit yang tidak bersepakat melawan keinginan para anggota parlemen.

Johnson mengatakan jika dia, seperti yang diperkirakan, menjadi perdana menteri baru, Inggris akan meninggalkan UE dengan atau tanpa kesepakatan, dan dia sejauh ini menolak untuk mengesampingkan penangguhan parlemen, sebuah proses yang dikenal sebagai prorogasi.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,12 persen menjadi 96,9355 pada akhir perdagangan, sebut Xinhua.

Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh menjadi 1,1259 dolar AS dari 1,1271 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2518 dolar AS dari 1,2571 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7037 dolar AS dari 0,7023 dolar AS.

Dolar AS dibeli 107,89 yen Jepang, lebih tinggi dari 107,81 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9849 franc Swiss dari 0,9844 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3046 dolar Kanada dari 1,3032 dolar Kanada.

Baca juga: Dolar AS melemah di tengah spekulasi penurunan suku bunga
Baca juga: Dolar AS bertahan di perdagangan Asia jelang data ekonomi utama China
Baca juga: Menlu Inggris sebut kandidat PM pecundang karena hindari debat

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019