Proyek tersebut akan berkontribusi secara signifikan termasuk pembangunan kapasitas nasional Indonesia dan membawa efek berganda khususnya di kawasan Indonesia timur.
Jakarta (ANTARA) - Inpex Corporation melalui anak perusahaannya Inpex Masela menerima persetujuan secara resmi dari pemerintah terkait revisi rencana pengembangan (PoD) LNG oleh Proyek Abadi di Blok Masela, Maluku, Indonesia.

"Ketika Lapangan Abadi mulai beroperasi, proyek ini akan menjadi sumber utama pasokan LNG yang stabil bagi Indonesia serta di kawasan Asia dan Jepang dalam jangka panjang," kata President & CEO Inpex Takayuki Ueda dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Takayuki Ueda juga menyatakan, proyek tersebut akan berkontribusi secara signifikan termasuk pembangunan kapasitas nasional Indonesia dan membawa efek berganda khususnya di kawasan Indonesia timur.

Menurut Takayuki Ueda, karakteristik proyek yang berdasarkan revisi PoD sekarang cukup kompetitif dan keekonomiannya sangat masuk akal karena Lapangan Gas Abadi mempunyai produktivitas reservoir yang sangat bagus dan merupakan salah satu sumber gas terbesar yang ada di dunia.

Selanjutnya, Inpex akan terus bekerja sama bersama Shell sebagai mitra kerja guna memulai aktivitas persiapan yang diperlukan dalam rangka kegiatan FEED (Front End Engineering Design), di mana persiapan utamanya antara lain mobilisasi personil untuk memilih kontraktor FEED.

Proyek Abadi adalah proyek pengembangan LNG skala besar terintegrasi pertama yang dioperasikan oleh Inpex di Indonesia sebagai operator sesudah proyek LNG Ichthys di Australia.

Pemerintah telah menyetujui alokasi tambahan waktu tujuh tahun dan perpanjangan kontrak kerja sama 20 tahun yang akan berakhir di tahun 2028, diperpanjang jangka waktunya hingga 15 November 2055.

Sebelumnya di tempat terpisah, Presiden Joko Widodo menyambut gembira atas tercapainya persetujuan dalam pengembangan Blok Masela antara Pemerintah Indonesia dengan pihak pengembang atau investor.

"Pemerintah sudah memberikan persetujuan terhadap rencana pengembangan Blok Masela, kami laporkan dan serahkan persetujuannya kepada Bapak Presiden," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

Baca juga: Presiden gembira persetujuan pengembangan Blok Masela tercapai

Ia menyebutkan dokumen persetujuan itu diserahkan oleh Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto kepada Presiden Jokowi. Ikut serta juga dalam pertemuan itu CEO Inpex Takayuki Ueda.

Sementara itu Kepala SKK Migas Dwi Sutjipto mengatakan Presiden Jokowi menyambut gembira atas kerja keras kedua belah pihak dan akhirnya mencapai persetujuan.

"Meskipun negosiasi alot akhirnya pada hari ini kita bisa menyelesaikan investasi yang sangat besar ini yang sangat berarti untuk Indonesia," katanya.

Menurut dia, Inpex akan berkomitmen terhadap apa yang ada di persetujuan rencana pengembangan (PoD) .

"Apa yang dipersyaratkan dalam persetujuan Menteri ESDM dalam PoD ini antara lain agar kandungan lokal dimaksimalkan. Kemudian tenaga kerja lokal dimaksimalkan sehingga nanti ada training-training untuk meningkatkan kapabilitas SDM setempat," katanya.

Pengembangan hulu migas di Masela, lanjutnya, diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun atau sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 mmscfd gas pipa, dengan target onstream pada tahun 2027.
Baca juga: Menteri ESDM teken revisi Rencana Pengembangan Blok Masela

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019