Setelah konflik berakhir, harga akan turun sedikit tetapi mempertahankan premi setidaknya lima dolar AS karena kekhawatiran gangguan lain.
London (ANTARA) - Harga minyak pada awalnya akan melonjak 15-20 dolar AS per barel jika Iran menutup Selat Hormuz, tetapi harga akan turun segera setelah pasukan AS terlibat, kata konsultan AS Rapidan, yang menganalisis skenario yang menyebabkan gangguan aliran minyak setelah konflik.

Rapidan Energy Group mengatakan reaksi harga minyak akan berbentuk "M" -- menunjukkan sebuah bantuan awal penjualan dan mungkin prematur akan mendahului lonjakan kedua ke tingkat yang lebih tinggi.

Gangguan di selat itu kemungkinan akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan pasar, kata Rapidan, karena Iran memiliki sarana untuk melakukan serangan berselang tetapi terus-menerus terhadap pengiriman di Teluk yang dapat mengganggu transit minyak "selama berminggu-minggu, jika tidak lebih lama".

Penghentian tujuh hari dalam aliran minyak di Teluk dapat meningkatkan harga Brent menjadi sekitar 80-90 dolar AS per barel, dan "jauh ke tiga digit" jika konfrontasi berlangsung sebulan atau lebih, kata konsultan energi. Brent saat ini berada dekat 66,50 dolar AS per barel.

Setelah konflik berakhir, harga akan turun sedikit tetapi mempertahankan premi setidaknya lima dolar AS karena kekhawatiran gangguan lain, penelitian menunjukkan.

Konflik yang tajam dapat mendorong Teheran dan Washington untuk bernegosiasi, di mana harga bisa turun di bawah tingkat pra-gangguan, karena kemungkinan kembalinya jutaan barel minyak Iran yang terkena sanksi ke pasar, kata penelitian itu.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019