Potensi untuk pengembangan pangan di Kalbar sangat besar, tinggal bagaimana pemerintah merancang dan memprogramkan pertanian dengan baik, ke depan
Pontianak (ANTARA) - Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor-Leste,  Peter MacArthur mengatakan, Kalimantan Barat berpeluang untuk menjadi daerah ketahanan pangan yang tangguh, jika pertanian yang ada di provinsi itu dimaksimalkan.

"Potensi untuk pengembangan pangan di Kalbar sangat besar, tinggal bagaimana pemerintah merancang dan memprogramkan pertanian dengan baik, ke depan," kata Peter saat meninjau program Responsive Innovation Fund (RIF) di Kawasan Agropolitan Rasau Raya, Kabupaten Kubu Raya, Rabu.

Menurutnya, untuk memaksimalkan potensi pertanian di Kalbar dan Kubu Raya khususnya, pemerintah tinggal melakukan peningkatan kapasitas dan pendampingan teknis yang tepat kepada petani.

Maka Kalbar bisa menjadi daerah pangan yang baik ke depan. Contoh Rusia, mereka bisa sukses mengembangkan gandum dan jagung, karena pemerintahnya konsen untuk pengembangan Agropolitan.

Terkait hal itu, kata Peter, pemerintah Kanada selama beberapa tahun terakhir mencoba membantu pemerintah Indonesia untuk melaksanakan Program Responsive Innovation Fund (RIF) dari NSLIC/NSELRED yang dirancang sebagai dukungan teknis pembangunan bagi 18 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN).

"Hal itu dilakukan melalui seleksi dari 60 KPPN yang merupakan hinterland dari 39 Pusat Pertumbuhan Peningkatan Keterkaitan kota-desa sebagai salah satu sasaran pembangunan wilayah pada RPJMN 2015–2019," katanya.

Sebagai komponen proyek NSLIC/NSELRED yang dikelola oleh CowaterSogema International, program RIF senilai Rp18 miliar berlangsung dalam tiga tahap mulai 2018 hingga 2020 dengan memilih enam usulan inovasi dari enam kabupaten setiap tahunnya.

"Pelaksanakan program RIF diharapkan dapat menjadi inisiatif stategis guna mendukung pencapaian RPJMN 2015-2019 dan 2020-2024," tuturnya.

Dalam pelaksanaan program RIF, digalang kerjasama dengan Pemerintah Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BAPPELITBANGDA), Badan Usaha Milik Daerah (BUMDA, BUMNEGMA, BUMDESMA dan BUMDES), UMKM serta para pemangku kepentingan lainnya untuk menciptakan inovasi pembangunan ekonomi daerah yang ramah lingkungan, responsif gender serta bertata kelola yang baik.

"Melalui program RIF ini diharapkan dapat menstimulasi dan mendorong inovasi pembangunan ekonomi lokal dan meningkatkan iklim investasi melalui pendekatan-pendekatan inovatif untuk pengembangan produk dan sektor ekonomi yang dipilih oleh Pemerintah Daerah terkait," katanya.

Peter menjelaskan, dukungan program RIF khusus untuk pengembangan Kawasan Agropolitan Rasau Raya di Kabupaten Kubu Raya secara umum dilaksanakan melalui empat komponen kegiatan, yaitu pengembangan kapasitas kelembagaan, pengembangan inovasi produk (meliputi budidaya pertanian dengan inovasi lahan gambut menjadi lahan produktif, manajemen produksi jagung olahan, peningkatan standarisasi kualitas, pemenuhan perizinan usaha dan sertifikasi, desain, pengemasan dan aplikasi produk turunan).

Selain itu dilakukan juga ekspansi pasar dan perluasan jaringan pemasaran melalui BumDesmart milik BumDesMa Maju Bersama Rasau Raya dan MyAgro dan menciptakan peluang kerja yang adil bagi laki-laki dan perempuan.

Baca juga: Kalbar diharapkan jadi lumbung pangan nasional
Baca juga: Legislator dorong Kalbar basis kedaulatan pangan Indonesia
Baca juga: Mentan Amran: Kalbar layak ekspor beras ke Malaysia

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019