Jakarta (ANTARA) - Ganda putra Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto setelah lolos ke babak kedua Indonesia Open 2019 berharap bisa memperbaiki penampilan buruk di dua turnamen sebelumnya.

Fajar/Rian di Istora Gelora Bung Karno, Rabu, mengalahkan pasangan baru China Liu Cheng/Huang Kai Xiang dalam permainan rubber gim 18-21, 21-14, 21-16 selama 66 menit di babak pertama.

Sebelumnya, di kejuaraan Australia Open 2019, Fajar/Rian terhenti di babak pertama setelah kalah dari pasangan Korea Choi SolGyu/Seo Seung Jae.

Sedangkan di Badminton Asia Championship 2019, mereka hanya sampai di babak kedua dan tak mampu mengalahkan pasangan China He Ji Ting/Tan Qian.

"Akhir-akhir ini di dua turnamen kami kalah di babak satu dan dua... di Indonesia Open kami ingin titik balik terjadi, tidak boleh lengah," kata Fajar usai laga.

"Di sini kami berusaha untuk benar-benar fokus perbaiki kegagalan di turnamen sebelumnya," kata Fajar.

Liu Cheng, yang biasa berpasangan dengan Zhang Nan, kali ini menggandeng juniornya Huang Kai Xiang dan cukup merepotkan pasangan Indonesia di babak pertama.

Rian mengaku terbawa permainan pasangan China itu, yang memiliki pukulan kencang dan tak mudah mendapatkan bola mati dengan reli-reli cukup panjang di gim pertama.

"Kami kurang sabar. Di gim kedua kami mencoba untuk mengendalikan permainan," kata Rian yang tak mau memaksa permainan reli di gim kedua itu.

Sementara itu Indonesia Open 2019 merupakan turnamen pertama bagi pasangan baru China itu.

"Penonton di sini teriakannya luar biasa, kami sempat terganggu namun bisa mengendalikan kondisi," kata Cheng.

Sempat bermain ketat, Liu mengaku jika penyelesaian Fajar/Rian lebih bagus daripada mereka sehingga harus mengakui kekalahan dari pasangan tuan rumah itu.

Ke depannya, Liu/Huang akan memperbaiki komunikasi mereka untuk mempersiapkan diri di turnamen berikutnya di Jepang.

Baca juga: Kalahkan non-unggulan China, Fajar/Rian melaju ke babak kedua

Baca juga: Hadapi unggulan China, Fitriani langsung tumbang di babak pertama





 

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019