Meulaboh (ANTARA) - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat mengakui kewalahan melayani peningkatan permintaan darah dari masyarakat akibat menipisnya stok darah yang tersedia.

"Saat ini, rata-rata permintaan darah di rumah sakit paling sedikit sepuluh kantong, itu pun keluarga pasien harus mengantre atau mendaftar lebih awal untuk bisa mendapatkan darah," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tranfusi Darah RSUD Meulaboh, Mairizal kepada Antara, Rabu.

Menurutnya, penyebab banyaknya permintaan darah di rumah sakit daerah setempat disebabkan akibat banyaknya permintaan dari masyarakat, khususnya warga yang akan menjalani cuci darah (Hemodialisa) di rumah sakit, serta pasien gawat darutat.

Sementara kesadaran masyarakat untuk donor darah masih sangat sedikit sehingga pihaknya harus sering melakukan imbauan atau sosialiasi kepada masyarakat agar sering melakukan donor darah, untuk membantu masyarakat lain yang membutuhkan.

Mairizal menambahkan saat ini kebutuhan darah setiap bulannya mencapai 300 hingga 350 kantong.

Meski sering melakukan kegiatan donor darah, ia mengakui darah yang diterima dari masyarakat hanya bertahan dua hari saja.

Kondisi ini terjadi akibat banyaknya permintaan darah dari masyarakat yang membutuhkan dan banyak masyarakat yang mengantre untuk bisa mendapatkan darah sesuai dengan kebutuhan keluarga pasien.

"Kami siap melayani masyarakat yang bersedia mendonorkan darah di rumah sakit, kita membuka pelayanan setiap hari selama 1x24 jam. Ini kita lakukan demi melayani masyarakat yang membutuhkan darah," katanya.*

Baca juga: Polda Kalsel targetkan 2.500 kantong darah terkumpul

Baca juga: Pemerintah ajak masyarakat jadikan donor darah sebagai gaya hidup

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019