Jakarta (ANTARA News) - PT Finnet Indonesia, penyedia solusi transaksi finansial berbasis elektronik, pada tahun 2008 menyiapkan dana sekira dua juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk mengembangkan bisnis kartu pintar (smart card). "Bisnis jasa 'smart card' memiliki peluang besar karena transaksi menggunakan sistem kartu baru digunakan sekitar 20 persen dari total transaksi perdagangan, selebihnya atau 80 persen masih dilakukan konvensional atau tunai," kata Presiden Direktur PT Finnet, Budi Siswanto Mulyadi, di Jakarta, Rabu. Sejak didirikan tahun 2006, Finnet Indonesia yang merupakan anak perusahaan PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom) ini telah mengembangkan solusi pembayaran "non cash" baik melalui kanal pembayaran yang dapat digunakan secara bersamaan oleh perbankan dan lembaga keuangan bank lainnya. Finnet mengembangkan Finnet Mobile EDC yang memungkinkan semua pengguna, seperti bank, jasa transportasi, "merchant", institusi pendidikan dapat memaksimalkan kartu yang diterbitkan dalam mempermudah, serta meningkatkan daya saing bisnisnya. "Solusi ini bermanfaat bagi perusahaan, serta meningkatkan peluang bisnis dan "fee based income", menumbuhkan loyalitas pelangan, sedangkan bagi pengguna (konsumen), transaksi lebih mudah, cepat dan lebih nyaman," katanya. Ia menjelaskan, seperti pada umumnya di dunia, "smart card" lebih banyak diadopsi perusahaan jasa transportasi yang mencapai 85 persen, sedangkan 15 persen lainnya jasa perdagangan. "Kita sedang mengembangkan kerjasama aplikasi kartu pembayaran jalan tol PT Jasa Marga, juga sedang menjajaki kerjasama dengan TransJakarta dalam pengadaan kartu penumpang," katanya. Sejak akhir tahun 2007, Finnet setidaknya telah menerbitkan sekitar 25.000 kartu untuk TransJakarta, di mana 10.000 kartu di antaranya digunakan oleh Bank DKI untuk JakCard dengan jumlah transaksi mencapai 70.000 kartu selama empat bulan terakhir. Untuk tahap awal, pada tahun 2008 Finnet membidik penyediaan kartu penumpang Koridor I TransJakarta yang potensi transaksinya mencapai 120.000 penumpang per hari. Budi Siswanto menambahkan, selama tahun 2008 Finnet menyediakan dana biaya modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp30 miliar, antara lain untuk mengembangkan "smart card", dengan harapan dapat menyumbang sebesar 30 persen terhadap pendapatan perusahaan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008