Palangka Raya (ANTARA) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Desa Sidomulyo, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah pada Kamis meluncurkan program Benih Unggul Perkebunan (BUN)500 juta batang.

"Hari ini kita mulai penyediaan bibit unggul dari Kalimantan Tengah ini. Kita tahu Pak Gubernur pekerja keras yang telah menyiapkan hortikultura dan perkebunan secara besar-besaran di Kalteng," kata Menteri Pertanian di Palangka Raya.

Dia mengatakan saat ini masih banyak perkebunan hortikultura yang menanam secara sembarangan sehingga produksinya jauh di bawah angka rata-rata produksi nasional. Bahkan di beberapa daerah penanaman bibitnya biasa mencapai 70 persen sehingga produktivitas rendah.

Untuk itu melalui program BUN 500 atau penyediaan bibit unggul perkebunan itu diharapkan nantinya petani dapat meningkatkan produksi sehingga meningkatkan nilai produksi.

Pihaknya pun optimis melalui program ini produksi saat panen akan meningkat. Program BUN 500 ini diklaim mampu meningkatkan hasil panen mencapai dua hingga tiga kali lipat dari bibit biasa.

"Kita bisa bandingkan dengan nilai produksi nasional. Contohnya kopi yang saat ini hanya 700 kg/ha per tahun. Tetapi dengan bibit ini nilai produksi bisa mencapai 3,5-4 ton per tahun yang artinya bisa naik 400 persen," katanya.

Di antara jenis bibit unggul yang disiapkan dalam program tersebut bibit karet, tebu, cengkih, jambu mete, kopi, kakao, kelapa, lada, teh dan pala.

Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengatakan pihaknya telah membagi zona penanaman bibit tersebut sesuai kondisi daerah.

"Setiap program pusat kami siap untuk menyukseskan karena Kalteng juga untuk Indonesia. Kita sudah bagi klusternya contoh di daerah aliran sungai Barito cocok untuk coklat dan kopi sementara untuk kelapa ditanam di wilayah pesisir Kalteng," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Kalteng, Rawing Rambang mengatakan khusus untuk Kalteng setidaknya ada lima jenis bibit unggul yang disiapkan melalui program BUN 500.

"Kelimanya ialah bibit karet, kelapa dalam, kakao, kopi dan lada. Sementara untuk penanaman dan penyebarannya disesuaikan dengan kondisi daerah mulai dari kondisi tanah, topografi hingga kultur," katanya.
 

Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019