Timika, Papua (ANTARA News) - Empat orang atase pertahanan dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Rabu (12/3) pagi tiba di Timika, ibukota Kabupaten Mimika, Provinsi Papua untuk memulai kunjungan kerja selama dua hari di daerah itu. Ke-empat Atase Pertahanan Australia itu terdiri dari Kolonel Raymond Press dan Asistennya Bicky Broomhall selaku Atase Pertahanan Udara Australia serta Fred Daugen dan Grey Straben selaku Atase Pertahanan Darat Australia. Dalam kunjungan kerja selama dua hari di Timika, ke-empat Atase Pertahanan Australia itu menggelar tatap muka dengan Komandan Distrik Militer 1710 Mimika Letkol Inf Trie Soeseno dan Komandan Pangkalan Udara Timika, Letkol Tech Bambang Triono. Selanjutnya pada Kamis pagi, Atase Pertahanan Australia akan meninjau areal pertambangan emas, tembaga dan perak PT Freeport Indonesia (PTFI) di Grasberg Tembagapura sebelum kembali ke Jakarta pada Jumat mendatang. Berbicara kepada ANTARA di Timika, Rabu, Kolonel Raymond Press mengatakan Australia mendukung penuh kedaulatan Indonesia di wilayah Papua. Kebijakan-kebijakan Pemerintah Indonesia terhadap masyarakat Papua seperti pemberian Otonomi Khusus dan lain-lain dinilai cukup berhasil. "Australia sangat percaya system yang dikembangkan Pemerintah Indonesia di Papua seperti Otonomi Khusus kelihatan dari luar berhasil dengan baik. Kami dengar saat ini banyak investor yang masuk ke Papua, ini hal yang sangat positif," kata Raymond Press yang sebelumnya juga melakukan kegiatan serupa di Biak dan Jayapura. Menurut Raymond Press, kerjasama TNI-AU dengan Angkatan Udara Australia selama ini berjalan cukup baik dengan adanya kerjasama Elang Rajawali Ausindo serta patroli maritime bersama di wilayah perbatasan untuk mencegah kejahatan transnasional semisal illegal fishing, illegal logging, narkotika dan obat-obatan terlarang. Selain itu, angkatan bersenjata kedua negara juga bekerjasama dalam bidang pendidikan siswa, dimana AU Australia mengirim siswanya untuk mengikuti pendidikan di TNI-AU dan juga sebaliknya. Lebih penting dari itu, kata Raymond Press, kedua negara juga terlibat kerjasama dalam tugas-tugas kemanusiaan saat terjadi bencana alam seperti tsunami di Aceh tahun 2004 dan bencana angin siklon di Australia tahun 1974. "Hubungan antara TNI dengan Angkatan Bersenjata Australia khusus Angkatan Udara sangat baik. Kita akan terus meningkatkan saling tukar informasi agar ke depan semakin baik lagi," ungkap Raymond Press. Raymond Press juga mengaku sangat kagum dengan kegiatan pertambangan PTFI di Mimika Papua sebagai purusahaan tambang kelas dunia. "Saya dengar Freeport besar sekali dan bagus dengan industri yang sangat kompleks serta penggunaan teknologi tingkat tinggi. Saya belum pernah melihatnya secara langsung sehingga saya minta ijin datang ke Timika," tuturnya. Sementara itu Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Timika Letkol Tech Bambang Triono mengaku sangat bahagia dengan kunjungan Atase Pertahanan Australia. "Terus terang ini penghormatan kepada kami jajaran Lanud di Timika, ternyata Lanud Timika sangat strategis untuk pertahanan udara bangsa kita," kata Triono. Sebagai negara bertetangga, katanya, Indonesia dan Australia perlu membuka diri untuk bekerjasama baik di bidang alih teknologi, tukar-menukar informasi dan pengetahuan di bidang kedirgantaraan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008