Jakarta (ANTARA) - Sekitar 50 suporter tim nasional berkostum unik menyita perhatian sejumlah pengunjung Indonesia Open 2019 di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta Selatan, Kamis siang.

Salah satunya adalah mahasiswi Institut Bisnis dan Multimedia ASMI, Pulomas Jakarta, Sekar Wulan (19), yang memilih mengenakan kostum Mak Beti yang kini tengah kondang pada akun Youtuber, Arief Muhammad.

"Konsepnya Mak Beti dengan anak-anaknya yang gembel. Figur Mak Beti ini saya pilih karena lagi kekinian, terus unik juga," kata Sekar.

Wajah Sekar dirias dengan gincu merona yang memberikan kesan jenaka.

Perempuan yang kini tengah menjalani liburan semester itu datang bersama 49 rekannya ke Istora GBK untuk menyemangati atlet nasional bulu tangkis yang sedang berjuang di Indonesia Open 2019.

Berbeda dengan Sekar, Ego Adriano (19), memilih mengenakan kostum daster yang identik dengan ibu rumah tangga, lengkap dengan topi koki untuk menarik perhatian pengunjung Istora.

"Kostumnya unik aja, jarang-jarang juga ada emak-emak tampil depan orang-orang di acara yang megah seperti ini," katanya.

Di antara rombongan tersebut, ada pula yang mengenakan seragam sekolah SD, SMP dan SMA, petani, guru, hingga kepala sekolah.

Rombongan suporter dari kalangan mahasiswa itu terbagi menjadi tiga tim. Mereka berkeliling di selasar lantai satu dan dua Istora GBK untuk menyapa sejumlah pengunjung.

Muhammad Andika (19) tampil jenaka dengan kostum pelajar SD. Parasnya yang serupa anak-anak dan logat berbicara cadel mengundang tawa sebagian pengunjung.

Mereka juga membawa sejumlah alat pengeras suara dan papan bertuliskan "Indonesia Open 2019" berukuran 3x1 meter untuk memberi dukungan kepada atlet Indonesia selama bertanding di arena.

Tidak jarang pula pengunjung mengabadikan momen itu dengan membidik kamera atau berswafoto bersama rombongan pendukung.

Baca juga: Ini dia permainan berhadiah di Indonesia Open 2019

Baca juga: Patung idola jadi pelampiasan penggemar untuk berfoto

Baca juga: Drummer Yogyakarta semarakkan Indonesia Open

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019