Bandar Lampung (ANTARA) - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Hammam Riza mengatakan target Indonesia Emas di 2045 hanya dapat tercapai jika menyertakan unsur teknologi dalam upaya meningkatkan Produk Domestik Bruto per kapita.

“Yang di daerah pasti juga diminta meningkatkan seluruh potensi daerahnya agar berkontribusi meningkat PDB lokal hingga nasional. Tapi memang pendapatan per kapita tidak banyak meningkat, berbeda dengan PDB nasional,” kata Hammam saat meresmikan Pojok Inovasi Cassava Castle di Bandar Lampung, Jumat.

PDB per kapita Indonesia per Februari 2019 mencapai 3.927 dolar AS. Padahal jika ingin maju seperti China dan Korea Selatan, ia mengatakan pendapatan per kapita tersebut harus dinaikkan.

Indonesia menargetkan PDB nasional terbesar ke-5 di dunia pada 2030, dan mencapai empat besar di 2045. Namun demikian, ia mengatakan target itu akan sulit tercapai jika tidak menyertakan teknologi dalam upaya meningkatkan perekonomian nasional.

“Saya dapat masukan bahwa banyak kegiatan di Lampung. BPPT sudah menjadi bagian ekosistem inovasi nasional berusaha bisa memberi manfaat untuk salurkan penguasaan teknologi. Ini dasar kami agar bisa berperan aktif untuk penyedia dan pengguna teknologi,” katanya.

Ia mencontohkan di Lampung, sudah ada 74 pabrik tapioka dan bisa memproduksi hingga dua ton. Namun, persoalannya yang dihadapi terkadang masih soal kualitas bahan baku di bawah kebutuhan pabrik. "Tentu ini dipecahkan dengan iptek,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan kehadiran Undang-Undang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek) yang baru disahkan DPR pada Selasa (16/7), menegaskan peran BPPT untuk rekayasa, alih teknologi, clearing house, intermediasi, difusi dan komersialisasi iptek.

Harapannya UU ini diimplementasikan di peraturan turunannya dan kuat, sehingga BPPT dapat bekerja sama dengan badan litbang provinsi hingga kabupaten/kota, serta pelaku usaha di daerah.

“Jika bicara iptek sebagai penghela ekonomi, ya, seperti kami ini dan Balitbang yang memiliki sumber daya iptek. Demikian juga pendidikan tinggi dan badan usaha dan badan penunjang. Jika semua penyelenggara iptek bergerak niscaya bisa mencapai visi Indonesia Emas,” ujar Hammam.*

Baca juga: BPPT buka Cassava Castle promosikan pangan Technopark Lampung Tengah

Baca juga: BPPT upayakan pengembangan PLTSA ramah lingkungan


Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019