Ketegangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan Iran juga meningkatkan selera terhadap aset-aset safe-haven seperi emas
Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun sedikit pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena aksi ambil untung dari kenaikan sesi sebelumnya, setelah dolar AS menguat.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus turun 1,40 dolar AS atau 0,1 persen, menjadi ditutup pada 1.426,70 dolar AS per ounce.

Indeks dolar AS, ukuran greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,33 persen menjadi 97,11 menjelang penyelesaian perdagangan emas.

Ketika dolar AS naik maka emas berjangka biasanya jatuh, karena emas yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih mahal sehingga kurang menarik bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

Namun, emas berjangka membukukan kenaikan lebih dari satu persen untuk minggu ini di tengah harapan kemungkinan penurunan suku bunga acuan Fed tahun ini.

Sehari sebelumnya, emas berjangka memperpanjang kenaikannya didukung oleh melemahnya dolar AS dan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran.

Ketegangan yang meningkat antara Amerika Serikat dan Iran juga meningkatkan selera terhadap aset-aset safe-haven seperi emas, kata para analis.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Kamis sore (18/7/2019) bahwa kapal perang AS menghancurkan pesawat tanpa awak Iran di Selat Hormuz. Perkembangan itu menyusul pengumuman dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran bahwa mereka telah menangkap sebuah kapal asing "penyelundup bahan bakar " di Teluk.

Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun tipis 0,3 sen atau 0,02 persen, menjadi ditutup pada 16,195 dolar per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 2,20 dolar AS atau 0,26 persen, menjadi menetap di 852,10 dolar per ounce.

Baca juga: Emas terus meningkat di tengah melemahnya dolar AS, ketegangan Teluk
Baca juga: Emas berjangka naik dipicu pelemahan dolar dan penurunan ekuitas

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019